Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Wulan yang Bahagia

Diperbarui: 1 Juli 2022   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata wulan di sini bukanlah nama orang, penulis menyebutnya demikian dengan maksud wulan adalah warga usia lanjut, dengan harapan lebih elok didengar, enak dikatakan dan tentunya para pembaca yang budiman menyukainya bukan? 

Bermula dari seorang teman yang menengok ke kiri, kulit lengan kirinya ternyata sudah keriput -- menengok ke kanan demikian juga halnya -- menghadap cermin, rambutnya sudah mulai menipis dan memutih. 

Meringis di depan cermin.....oooh ternyata giginya sudah tak utuh lagi. Namun, syukurlah karena ke dua kakinya masih kuat berjalan, bahkan naik tangga sekalipun.

Menurut pengakuannya, temanku ini lupa dengan usianya karena ia punya prinsip bahwa usia adalah deretan angka dan setiap kali tiba hari ulang tahunnya, teman-temannya, sahabat-sahabatnya dan saudara-saudaranya serta keluarganya memberikan hadiah. 

Dari tumpukan bingkisan itu setelah dibukanya satu per satu ternyata ada satu yang berisi plakat bertuliskan: 'Nikmati masa tua yang bahagia' lengkap dengan gambar wajah orangtua yang bahagia di samping tulisan itu. 

Ternyata itu berasal dari salah seorang sahabatnya yang dulu sama-sama berjuang di bangku kuliah. Akan tetapi tak terasa ternyata sudah hampir setengah abad tidak pernah ketemu secara tatap muka, kalau tatap maya sudah ketemu lebih kurang tujuh tahun yang lalu.

Untung ada HP, alat komunikasi yang canggih dan kecil ini serba bisa dan mudah dibawa ke mana-mana. Bisa diajak bekerja, ketawa, menambah pengetahuan dan wawasan, dan masih banyak lagi fungsinya. 

Oleh karena itu, para wulan kini tak perlu merasa kesepian lagi. Nikmati hari tua yang bahagia dan penuh suka cita. Walau anak-mantu-cucu bersibuk-ria dengan urusannya masing-masing, wulan tetap bisa mandiri dalam kesehariannya. 

Bisa berkomunikasi dengan teman-temannya, aktif membaca dan mendengarkan kata-kata yang memotivasi, siraman rohani (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu), bisa belanja keperluannya secara mandiri, dan lain-lain.

Kelola Waktu Dengan Baik Dan Benar

Mari kita pandai-pandai mengelola waktu anugerah Tuhan Yang Maha kuasa ini dengan sebaik-baiknya. Ada waktu untuk berdoa (doa adalah kekuatan terbesar di dunia), sediakan waktu untuk bekerja (kerja adalah harga untuk meraih keberhasilan), sediakan waktu untuk mengasihi dan dikasihi (kasih adalah karunia pemberian Illahi), sediakan waktu untuk berbuat baik (kebaikan adalah jalan menuju kebahagiaan). Sebagaimana kita sering diingatkan sahabat bahwa sesama wulan hendaknya dapat mengelola waktu dengan baik dan benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline