Lihat ke Halaman Asli

Hana Marita Sofianti

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Social Distancing, Antara Tata Krama dan Kondisi Saat Ini

Diperbarui: 22 Maret 2020   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Facebook/Marna Sarie

"Hidup, Mati, Bahagia, Celaka (Jodo, pati, bagja, cilaka) Hanya Tuhan Yang Tahu" (Pepatah)

Berikut kata-kata yang sering kita dengar sejak kita kecil dari orang tua kita hingga detik ini, warisan kata-kata dari nenek moyang atau leluhur kita adalah hal yang sangat sakral sehingga tidak ada yang berani merubah bahkan memprotesnya dan menjadi pembenaran atas kebenaran yang terjadi saat ini.

Social Distancing, Perlukah?

Mengartikan kata "Social Distancing" menurut wikipedia adalah serangkaian tindakan pengendalian infeksi nonfarmasi yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular. 

Tujuan dari pembatasan sosial adalah untuk mengurangi kemungkinan kontak antara orang terinfeksi dan orang lain yang tidak terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan penularan penyakit, morbiditas, dan terutama, kematian.

Untuk situasi saat ini Social Distancing memang sangat diperlukan mengingat pandemi Covid-19 yang terus menerus menjadi ancaman umat manusia di muka bumi ini dan untuk memutus rantai penularan dan pencegahan secara serentak dan dilakukan atas kesadaran sendiri dengan cara menjaga jarak atau self quarantine, tapi bukan berarti mengisolasi diri dengan tidak keluar rumah dan menjadi stress atau panik berlebihan.

Oke, jaga jarak aman, itu pernah saya lihat juga di tulisan-tulisan kreatif sebuah mobil pengangkut di jalanan. Apa hubungannya? Yang jelas untuk keamanan dan kenyamanan bersama-sama.

http://female.kompas.com/

Tata Krama dan Kondisi Saat ini

Tata Krama yang sudah melekat erat di tanah air dengan sentuhan atau salaman kini sirna sementara dalam masa karantina atau self quarantine selama dua pekan lamanya atau kemungkinan bisa lebih tergantung pada kondisi saat ini apakah membaik atau memburuk.

Salaman atau saling bersentuhan tangan bagi sebagian orang yang sudah terbiasa adalah hal yang sangat lumrah dan di pandang sebagai salah satu tindakan sopan santun yang melekat dan erat dengan budaya bahkan agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline