Lihat ke Halaman Asli

Hamim Thohari Majdi

TERVERIFIKASI

Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

Mohon Doa untuk Korban Erupsi Semeru

Diperbarui: 5 Desember 2022   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi Rumah di Kahar Kuning (Gambar: Hamim Thohari Majdi)

Rasa waswas korban erupsi Semeru kini terjawab. Mereka berhamburan meninggalkan rumah, menuju tempat pengungsian dengan menggunakan motor, mobil, pick up, dan kendaraan bermesin lainnya, baik ke rumah sanak saudara ataupun di fasilitas umum usai  mendapati Semeru muntah.

Sebagaimana dilansir oleh Badan Nasinal Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 1.979 orang mengungsi dan tersebar di 11 titik pasca terjadi awan panas guguran (APG) dan menjadikan peningkatan status bagi gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas)

Pengungsian pertama terjadi di wilayah Kecamatan Pronojiwo di dua desa yaitu Desa Supit Urang dan Oro-oro Ombo, karena erupsi Semeru yang melanda pada dini hari itu mengarah ke selatan dan bahkan dikabarkan debu berhamburan hingga memasuki Kabupaten Malang.

Tepat Satu Tahun 4- 12 - 2021 - 4 - 12 - 2022 Semeru Erupsi Lagi, mulai pukul 05.01 WIB (Sumber Gambar: Hamim Thohari)

Namun pada siang hari awan berpindah haluan ke arah utara dan timur hingga menutup Kecamatan Candipuro, Pasrujambe, Senduro bahkan kota Lumajang. Hingga sangat terasa hamburan abu yang menutup pandangan.

Erupsi Semeru kembali menghantam Gladak Perak yang sedang dibangun ulang (Gambar: Twitter @info_semeru)

Lautan pasir kembali muncul di daerah Kamar Kajang dan Kajar Kuning dan lintasan lahar Semeru. sehingga menutup akses jalan, bahkan di daerah Kajar kuning pasir telah memendam jembatan, bahkan rumah-rumah hanya terlihat atapnya.

Akibat erupsi Semeru, jembatan tertimbun pasir (Gambar: Hamim Thohari Majdi)

Akses jalan yang menghubungkan dua kecamatan yaitu Tempursari dan Pronojiwo dengan wilayah Candipura hingga Kota Lumajang, untuk sementara waktu tidak bisa dilewati karena penuh dengan pasir.

Wakil Bupati Lumajang Bunda Indah Amperawati sejak pagi memantau di lokasi erupsi dan lokasi pengungsian (Gambar: Hamim Thohari Majdi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline