Lihat ke Halaman Asli

Halim Pratama

manusia biasa yang saling mengingatkan

Stop Konflik, Mari Saling Toleran Antar Sesama

Diperbarui: 25 Agustus 2019   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jaga Pancasila - fimela.com

 Keragaman suku, budaya, agama dan bahasa di Indonesia, memang berpotensi memicu terjadinya perbedaan pandangan dan pendapat diantara masyarakat. 

Apalagi jika perbedaan itu dibakar informasi  provokatif yang disertai kebencian. Ucapan rasis yang dirasakan mahasiswa Papua di Surabaya itu, kemudian berujung pada kemarahaman masyarakat Papua. 

Aksi unjuk rasa yang terjadi hampir di seluruh kota di Papua itu, memicu terjadinya aksi pembakaran. Jika tidak segera disudahi, konflik serupa dikhawatirkan bisa meluas ke berbagai tempat.

 Entah apa yang salah pada diri kita ini. Kenapa kita senang sekali mencari kejelekan orang lain. Kenapa kita jarang sekali mencari kebaikan dari orang lain. Dan kenapa kita sering menyebarluaskan kejelekan orang lain tersebut. Ungkapan rasis kepada mahasiswa Papua, hanyalah salah satu contoh dari ungkapan kejelekan tersebut. 

Jika sesama warga negara Indonesia sendiri saling mencaci, dimana rasa toleransi yang dari dulu dikenalkan oleh nenek moyang kita? Dimana rasa saling menghormati yang telah dikenalkan para pendahulu negeri?

 Dalam ajaran agama apapun, kita dianjurkan untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Dalam adat istiadat manapun, juga menganjurkan untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam interaksi tersebut, tentunya diperlukan rasa untuk saling menghormati dan menghargai. 

Dalam interaksi tersebut diperlukan sopan santun dan perkataan yang tidak memojokkan dan menyakitkan. Interaksi yang dibangun harus dalam kedudukan yang sama. Tidak ada kaya miskin. Tidak ada tinggi rendah.

Jika diantara kita masih ada rasa kebencian, rasa merasa benar sendiri, atau rasa paling yang lain, mari pelan-pelan mulai ditanggalkan. Mari pahamai satu persatu tentang kearifan lokal yang ada dalam sila-sila Pancasila. 

Pancasila diambil dari budaya Indonesia, yang berhasil mempertemukan antara ketuhanan, kemanusiaan dan keindonesiaan. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan bahwa dasar dari semua kehidupan berbangsa dan bernegara adalah keberadaan Tuhan YME. Karena bumi dan seluruh isinya, merupakan ciptaan Tuhan. 

 Pancasila juga mengajarkan tentang kemanusiaan. Bagaimana seorang manusia harus memanusiakan manusia yang lain. Prinsip ini adalah menghargai harkat dan martabat yang diberikan oleh Tuhan. Disinilah ada hak asasi manusia yang harus dihargai. 

Jika kita bisa memanusiakan manusia, maka segalanya akan bisa berlaku adil. Dan keadilan yang dimaksud disini adalah bukan keadilan untuk individu ataupun kelompok, tapi keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline