Lihat ke Halaman Asli

Halim Pratama

manusia biasa yang saling mengingatkan

17 Agustus, Momentum Menguatkan Keragaman Lawan Bibit Intoleran

Diperbarui: 17 Agustus 2019   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lawan Radikalisme - jalandamai.org

17 Agustus seluruh masyarakat dari Aceh hingga Papua memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Di hari yang penuh sejarah ini, menjadi pertanda bahwa Indonesia merupakan negara yang benar-benar merdeka. Merdeka dari segala bentuk penjajahan secara fisik ataupun non fisik. Dan saat ini, setidaknya sudah 74 tahun Indonesia merdeka dan berkembang menjadi negara yang besar. Meski penduduk Indonesia beragam, suku, budaya dan agama yang melekat didalamnya bermacam-macam, keragaman dan kerukunan di negeri ini masih tetap terjaga.

Dalam perkembangannya, negeri yang kaya ini nyatanya masih terus mendapatkan berbagai macam ancaman, yang bisa berpotensi mengganggu keragaman tersebut. Ancaman yang dimaksud adalah menyebarnya bibit intoleransi dan radikalisme. Perpaduan keduanya tela membuat keramahan negeri ini berubah menjadi amarah. Karena keduanya telah membuat generasi penerus bangsa ini, banyak yang terpapar dan menjadi simpatisan kelompok radikal dan teroris.

Indonesia memang telah merdeka dari penjajahan fisik. Namun, Indonesia belum sepenuhnya bebas dari segala propaganda radikalisme dan terorisme. Tidak sedikit anak-anak, remaja, bahkan kalangan dewasa yang menjadi korban. Jika melihat dari pengakuan para pelaku teror, bibit radikalisme saat ini banyak menyebar melalui media sosial. Hal ini tentu berbeda dengan era-era sebelumnya, yang harus dilakukan tatap muka secara langsung. Di era sekarang ini, kemajuan teknologi nyatanya juga disalahgunakan oleh kelompok radikal, untuk menebarkan teror.

Meski mayoritas masyarakat Indonesia tidak terpapar, bibit intoleran ini akan bisa menjadi ancaman yang serius jika terus dibiarkan menyebar. Ibarat sebuah virus, jika tidak dilakukan pencegahan, akan terus menyebar dan bisa menjadi penyakit. Dan yang harus mempunyai kewajiban untuk menangkal dan membasmi virus radikalisme dan intoleransi itu adalah kita semua. Kita sebagai generasi penerus bangsa. Jika kita tidak melakukan, maka generasi selanjutnya berpotensi rawan terpapar radikalisme dan intoleransi.

Mari kita jadikan 17 Agustus, sebagai momentum untuk saling menguatkan, saling mengingatkan, dan saling memberikan pembelajaran bersama. Indonesia negara besar. Butuh kontribusi positif dan aktif dari para generasi penerusnya. Indonesia harus satu, tapi biarlah tetap beragam. Karena keragaman itulah yang membuat Indonesia tumbuh menjadi negara yang besar dan toleran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline