Lihat ke Halaman Asli

Kalimat Penghilang Segala Lapar dan Dahaga

Diperbarui: 7 Mei 2019   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Puasa selalu diidentikkan dengan menahan makan dan minum. Oleh karena itu orang-orang lebih mudah mendefinisikan puasa dengan dua kata: Lapar dan Haus.

Puasa adalah sebuah tuntutan kesabaran. Seperti halnya salat yang menuntut kita untuk 'diam' dan menunduk kepada Sang Pencipta, puasa menuntut kita bersabar dan 'diam' dengan keadaan perut keroncongan. Perbedaan 'diam' dalam salat dan puasa hanyalah urusan waktu. Jika salat barangkali bisa dilakukan dalam waktu lima menit, puasa menuntut kita untuk 'diam' dan bersabar menahan nafsu dalam waktu belasan jam.

Puasa adalah ujian keimanan, sedangkan keimanan sendiri merupakan sesuatu yang tak perlu dipertanyakan, apalagi diperdebatkan. Maka, sebenarnya kita hanya perlu menegaskan pada hati bahwa puasa justru adalah 'makan-makan'. Namun bukan sekadar 'makan-makan' biasa, 'makan-makan' yang terkandung dalam puasa justru sangatlah istimewa. Ketika puasa yang kita makan bukanlah materi, melainkan kita memakan pahala dan cinta yang 'disuapkan' oleh Allah SWT.

Yang perlu kita ingat ketika puasa hanyalah 'syahadat', atau kekuatan cinta dan keimanan kita kepada Allah. Kita perlu ingat, seberapa tulus kita dulu ketika mengucap 'kalimat cinta' tersebut.

Hakim M. Mumtaz




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline