Lihat ke Halaman Asli

Hairil Suriname

Institut Tinta Manuru

Pagi, Jangan Hidangkan Luka

Diperbarui: 8 Juni 2021   05:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto - Jurnaba.co (Ilustrasi Pagi)

Ragu-ragu membaca namamu
Seikhlas malam undur diri, merelakan pagi tanpa ragu

Tertarik menulis kisah bak pantai terpisah dari pasir, tersiksa orang-orang menyebutmu amatir

Langit-langit, juga bintang-bintang. Ada pada barisan belakang kisah jika kau kenang

Angin laut menyapa bukit dalam tenang, terkekang  sambil menarik nafas mengutuk akhir menuju pulang

Mungkin saja, seperti aku, seperti laut, danau, juga bukit, sedang jatuh cinta padamu

Cahaya, sang surya menapaki jiwa-jiwa menyasar dengan kasar ke dasar sanubari

Kehilangan dingin, gelap yang pergi atau terang yang datang, sama-sama indah dipandang

Nafas hidup mengalir menyusuri lembah dingin di belakang kota, isyraratkan kita membuka mata

Dari jendela kaca, kicau burung rupa cinta, bunga-bunga tak bisa berbuat apa-apa

Pagi syahdu, merayu.
Ragu-ragu membaca juga gelisah menulis, hati sudah dipenuhi kagum

Relakan gelap, tak harus membenci malam.
Tapi sayang, cerita ini tertekan tak berakhir mengekang dan kadang kelam

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline