Lihat ke Halaman Asli

Hafiz Dejar

stay classy bossque

Bono Sang Ombak Dulu Ditakuti Sekarang Diminati

Diperbarui: 23 Oktober 2021   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Ombak bono merupakan fenomena ombak alam berupa ombak besar yang bergulung-gulung di sungai Kampar Kabupaten Pelawan, Provinsi Riau. Fenomena ombak yang biasanya kita lihat disekitaran pantai, bisa kita temui di sungai ini dan dengan ketinggian ombak mencapai 4-5 meter. Ombak bono bergerak dari muara di Desa Pulau Muda menuju Desa Teluk Meranti dan Tanjung Mentangor.

Jarak yang ditempuh oleh ombak bono ini sejauh 50-60 kilometer (km). Ombak ini menyisir sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan rata-rata kecepatan mencapai 40 km per jam. Semakin ombak jauh dari muara, maka ombak akan semakin mengecil tingginya hanya sekitar satu meter hingga 70 centimeter. Yang unik dari ombak ini adalah ombak ini mengalir berlawanan dengan arah sungai. Ini terjadi karena adanya pertemuan arus sungai menuju ke laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat air pasang.

Tidak seperti ombak besar di lautan, Ombak bono panjangnya bisa mencapai 200 meter hingga dua kilometer mengikuti lebar sungai Kampar. Sungai Kampar sendiri panjangnya sekitar 413 km dan hulunya berada di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Muara dari sungai Kampar yaitu Selat Malaka.

Berdasarkan kisah "Sentadu Gunung Laut" yang merupakan cerita masyarakat Melayu lama, ombak bono dapat terjadi karena adanya perwujudan tujuh hantu. Tujuh hantu ini sering menghancurkan sampan maupun kapal yang melintasi Sungai Kampar. Tujuh hantu itu diwujudkan dalam bentuk tujuh jenis gulungan ombak mulai dari gulungan ombak yang terbesar di bagian depan kemudian diikuti enam gulungan ombak di belakangnya dengan tinggi ombak lebih kecil.

Ombak besar ini sangat ditakuti masyarakat sehingga untuk melewatinya harus diadakan semah (upacara di waktu pagi atau siang hari dipimpin tetua adat setempat). Tujuan dari ritual ini agar para nelayan selamat saat berhadapan dengan ombak bono. Ombak bono juga kerap dijadikan ajang uji nyali bagi setiap pendekar Melayu pesisir untuk meningkatkan keahlian bertarung mereka. Bono sendiri berarti berani dalam bahasa masyarakat setempat.

Ombak bono yang dulunya ditakuti oleh masyarakat sekitar, saat ini telah memikat para peselancar internasional untuk mencobanya. Bahkan, pemerintahan Riau telah mencanngkan wisata sungai Kampar ke kancah global




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline