Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

3 Pesan Penting dari Turnamen "Memanasi Mesin" di Pelatnas PBSI

Diperbarui: 26 Juli 2020   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gregoria Mariska dan Putri Kusuma Wardani, finalis sektor tunggal putri turnamen internal PBSI yang berakhir Jumat (24/7) lalu. Turnamen ini memberikan beberapa dampak positif bagi pemain, termasuk juga bagi PBSI/Foto: badmintonindonesia.org

Home Tournament PBSI yang digelar sejak pertengahan Juni lalu dengan mempertemukan sesama atlet Pelatnas PBSI, berakhir pada Jumat (24/7/2020) kemarin.

Turnamen internal PBSI yang bertujuan untuk 'memanasi mesin' di masa kevakuman turnamen akibat pandemi ini bisa dibilang berdampak bagus bagi pemain-pemain Pelatnas.

Setelah lebih tiga bulan hanya berlatih dan menjaga kondisi, para pemain pelatnas dari lima nomor (tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran), akhirnya bisa merasakan turnamen yang dikemas kompetitif.

Meski bermain melawan teman sendiri, toh itu penting bagi pemain. Sebab, bila terus berlatih tanpa ada kepastian kapan kembali bertanding di turnamen resmi, tentu akan memunculkan kejenuhan bagi atlet. Bermula dari kejenuhan, dikhawatirkan bisa berdampak pada menurunnya semangat tanding pemain.

Padahal, pada awal Oktober nanti, Piala Thomas dan Piala Uber 2020 direncanakan akan digelar di Aarhus, Denmark. Termasuk bila turnamen BWF diagendakan kembali digelar.

Nah, dengan turnamen segera dimulai, penting bagi pemain dalam kondisi bagus, serta merasakan nuansa kompetisi. Ibarat mesin, mereka tak boleh terlalu lama didiamkan. Harus dipanasi. Caranya dengan turun di pertandingan. Atas dasar itulah, turnamen internal Pelatnas PBSI tersebut layak diapresiasi. 

Siapa saja pemain yang tampil sebagai juara?

Nah, sejak dimainkan pada pertengahan Juni lalu, kita sudah bisa mengetahui siapa saja juara di lima sektor yang dipertandingkan dengan "keunikan' di sektor masing-masing.

Di sektor ganda putra yang dimainkan dengan "sistem klasemen" dan para pasangannya diacak alias tidak bermain dengan pasangan biasanya, memunculkan pasangan Fajar Alfian dan Yeremia Erich sebagai juara. Mereka tampil konsisten sejak awal.

Di ganda campuran yang dimainkan dengan memainkan pasangan "asli", dengan pesertanya dibagi dalam beberapa grup lantas berlanjut babak perempat final hingga final, pasangan Praveen Jordan dan Melati Daeva tampil sebagai juara.

Di final, pasangan juara All England 2020 ini menang atas pasangan muda, Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktavina yang tampil oke dengan mengalahkan beberapa seniornya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline