Lihat ke Halaman Asli

Angkringan Ngangkring di Kota Cirebon

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12987068261711340380

[caption id="attachment_91311" align="alignnone" width="580" caption="Angkringan kini ekspansi Kota Cirebon."][/caption] Angkringan selalu identik dengan Kota Jogjakarta, Solo, dan sekitarnya. Namun, sejak tiga bulan terakhir, warung bercahaya remang dari lampu yang menemplok di gerobak dorong, kini ngangkring di Kota Cirebon. Sedikitnya ada enam gerobak yang 'ngangkring' di pinggiran ruas jalan utama di Kota Cirebon, seperti Jalan Tuparev, Jalan Kartini, dan lain sebagainya. Menurut salah seorang penjualnya, angkringan di Kota Cirebon memang baru tiga bulan terakhir ini ada. Namun, keberadaannya yang jauh dari kota asalnya - Yogyakarta, tidak serta merta membuat angkringan di Kota Cirebon berbeda dengan angkringan di Yogyakarta. Dengar saja penjualnya, logat jawa medok senantiasa terdengar manakala ia melayani pembeli. Sehingga suasana kental dari Yogyakarta, senantiasa terasa, meskipun ada di Cirebon. "Alhamdulilah, kalau sampai saat ini sih lumayan laris," katanya kepada penulis. Ia mengatakan kepada penulis, angkringan di Yogyakarta telah terlampau banyak. Tidak ada tempat lagi untuk ngangkringnya gerobak. Karena itu, atas alasan dasar tidak adanya tempat tersebut, ia pun tidak ragu untuk mencoba di wilayah baru. Bersama teman-temannya dari Piyungan Bantul, ia lantas mengadu nasib berjualan angkringan di Kota Cirebon. Sebanyak enam gerobak diangkut dari Yogyakarta ke Cirebon. Ekspansi mini dari sebuah gerobak dorong angkringan. Untuk menu makanan dan minuman, tentu tidak jauh berbeda dengan yang ada di Yogyakarta. Teh hangat, kopi, susu, susu jahe, nasi kucing, gorengan, semua persis sama seperti yang ada di Yogyakarta. Sang penjual pun tak segan untuk melayani pembeli yang ingin agar gorengan, ayam, atau sate usus, dipanggang terlebih dahulu. Namun, satu hal yang dikatakan penjualnya, berjualan angkringan di Kota Cirebon, tidaklah sama dengan di Yogyakarta. Ada perbedaan selera konsumsi, terutama antara teh manis dan teh tawar. Masyarakat Kota Cirebon, dikatakannya lebih menyukai teh tanpa gula atau tawar. Sementara di Yogyakarta, teh biasa disajikan penjualnya dengan rasa manis. Meskipun begitu, menjadi sebuah kemungkinan, terutama bagi siapa saja yang terkenang dengan Yogyakarta, untuk melepas rindu dan kangen di angkringan ini. Atau untuk sekedar melepas lelah seusai beraktifitas seharian di sekolah, kantor, ataupun tempat kerja lainnya, silahkan ngangkring, dab! (habibi hidayat)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline