Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Nurul Hajar

Untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan

Naik Pesawat Susi

Diperbarui: 2 Februari 2024   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandar Udara Trunojoyo Sumenep. (Dokumentasi pribadi)

Suhairi Rachmad, dosen IAIN Madura adalah teman asesor PAUD yang pertama kali membersamai saya ke Pulau Sakala. Pak Suhai, panggilan akrabnya berdomisili di Desa Tlaga Ganding Sumenep. Asesor Sumenep yang statusnya sebagai asesor dari Pamekasan, termasuk asesor yang sudah berpengalaman berkunjung ke daerah kepulauan. Tidak hanya ke Kangean yang pernah dikunjungi, setidaknya hingga tahun 2022 sudah dua kali ke Pulau Masalembu.

Tempat tinggal Pak Suhai di dataran tinggi bagian Selatan Kecamatan Ganding. Masa kecilnya di habiskan di sana, lalu nyantri dan melanjut studi pendidikan S1 di Jember dan S2 di Surabaya . Oleh karena itu, pada saat naik perahu penyeberangan Kalianget Talango saya bertanya, "Pak Suhairi bisa berenang?"

Pak Suhai diam sejenak. Sepertinya ada yang dipikirkan, lalu bilang "Bisa."

"Dimana dan kapan belajar berenang?' Tanya saya penasaran.

Jawabannya tertawa.

"Pak, ada hal yang kadang orang lain tidak memikirkannya. Jika pelayaran laut menyebabkan kematian, tentu orang pulau sudah banyak yang meninggal karena tenggelam. Ternyata tidak, kan? Padahal, yang sering terjadi kecelakaan adalah ketika perjalan di darat," jawabya yang diakhiri dengan tertawa ala Pak Suhai.

Terlepas dari masalah renang berenang, kata kata Pak Suhairi sangat benar. Ini ilmu bagi saya. Bisa menjadi motivasi bagi yang belum pernah ke pulau. Bisa menjadi keyakinan yang harus diimani bagi orang yang takut melakukan perjalan laut. Setidaknya bisa menjadi penyemangat bagi orang yang tidak bisa berenang sedang berlayar ke pulau.

Besok pagi jam 08.00 WIB kami akan melakukan penerbagan dari bandara Trunojoyo Sumenep menuju Bandara Pagerungan Besar. Kemudian dari pulau ini kami akan melanjutkan perjalanan laut ke Pulau Sakala. Tiket sudah saya beli 2 hari sebelum penerbangan. Penerbangan Bandara Trunojoyo ke Pagerungan Besar kurang lebih ditempuh dalam waktu 40 menit.

Sebelum penerbangan kami sempat eksplor Bandara Trunojoyo yang baru beberapa bulan di resmikan. Tak lupa kami mengabadikan beberapa sudut bandara dengan foto diri. Bahkan saat di landasan pacu pesawat kami tak menyianyiakan kesempatan untuk melakukan foto diri.

Pesawat kecil dengan kapasitas maksimal 11 orang, hanya mengangkut 7 orang sudah mulai terbang dari Bandara Trunojoyo menuju Pagerungan Besar. Sepuluh menit pertama kami masih berseda gurau. Selebihnya saya menikmati penerbangan sendirian. Karena kelihatannya Pak Suhairi sedang tidur.

Duduk di bagian belakang pesawat rasanya cukup luas. Jarak kursi penumpang bagian belakang ke kursi penumpang bagian depan cukup jauh. Tidak sama dengan jarak kursi penumpang lainnya. Karena pada bagian belakang itu tempat lewat penumpang keluar masuk pesawat. Menjadi lebih luas, karena bagian belakang mestinya untuk ditemapati 3 orang penumpang. Diisi 2 orang, saya dan Pak Suhairi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline