Lihat ke Halaman Asli

Gustaaf Kusno

TERVERIFIKASI

Betulkah Kata 'Abadi' Berasal dari Kata 'Abad'?

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tahun 1908 pemerintah kolonial Belanda mendirikan Balai Poestaka sebagai sarana untuk ’mengambil hati’ penduduk jajahannya dengan menerbitkan literatur-literatur berbahasa Melayu. Sejalan dengan diterbitkannya buku-buku terjemahan dari bahasa Belanda, tak dapat dihindarkan terlahirlah sejumlah kata Melayu yang sangat kental bertalian dengan ungkapan dalam bahasa Belanda. Karena kosakata Melayu jauh sebelumnya sudah banyak menyerap dari bahasa Arab, maka terjadilah asimilasi yang unik: pembentukan kata baru dengan ’bahan dasar’ kata Arab dengan ’cita rasa’ Belanda.

Contoh yang unik adalah kata ’abadi’. Dalam bahasa Belanda disebut dengan ’eeuwig’ dan kata ini adalah turunan dari kata ’eeuw’ yang bermakna ’abad’ (seratus tahun). Ahli bahasa masa itu mengetahui bahwa dapat dipakai akhiran ’i’ untuk membentuk sebuah kata sifat, misalnya ’badani’ dari kata ’badan’, ’hewani’ dari kata ’hewan’. Dan itulah ’resep’ yang mereka pakai untuk memadani kata ’eeuwig’ menjadi ’abadi’. Kita di masa kini, sudah kehilangan jejak bahwasanya ’abadi’ berasal dari kata ’abad’ ini. Apalagi bilamana kita tidak mengetahui ada istilah ’eeuw’ dan ’eeuwig’ yang berkaitan itu.

Ada sebuah kata sifat lain yang menurut saya juga sudah nyaris tak terlacak asal usulnya mendompleng dari ungkapan Belanda yaitu ’bahari’. Sama seperti resep yang dipakai untuk melahirkan kata ’abadi’, ’bahari’ dipungut dari kata Arab ’bahar’ yang berarti ’laut’. Dalam bahasa Belanda disebut dengan ’zeevaartkundig’ (zee = laut, vaart = perjalanan). Supaya bercitraan sama (zee = bahar), maka terjadilah kata ’bahari’. Kita mungkin masih mengingat ada gelang yang disebut dengan ’akar bahar’. Benda bertuah ini memang berbentuk seperti akar berwarna hitam dan diambil dari dasar laut yang dalam. Sesungguhnya benda ini bukan akar dari tumbuhan laut, tetapi merupakan satwa laut yang berujud karang laut. Dalam bahasa Inggris dinamakan dengan ’black coral’. Konon jawara Betawi di jaman kompeni selalu mengenakan ’akar bahar’ ini di pergelangan tangannya.

Kita juga sering mendengar istilah ’insani’ yang bermakna ’manusiawi’. Dalam wacana Belanda disebut dengan ’menselijk’ yang merupakan bentukan dari kata ’mens’ (artinya ’manusia’). Dari kata Arab ’insan’ dan diberi imbuhan ’i’ (untuk menjadikannya kata sifat) terlahirlah ’insani’. Juga ada kata ’madani’ yang tentunya dibentuk dari kata ’madan’. Dalam bahasa Arab, ’madan’ berarti ’penduduk’ dan ini bersesuaian dengan ungkapan Belanda yaitu ’burgerlijk’ (burger = penduduk). Istilah ’madani’ bermakna ’sipil’ (bukan militer) dan dalam bahasa Inggris disebut dengan ’civil’.

Ada sejumlah bentukan kata lain dengan resep yang serupa di atas yang masih dapat kita lihat bentuk asalnya. Misalnya kata ’badani’ (bahasa Belanda ’lichamelijk’, di mana ’lichaam’ = badan), ’ilahi’ (bahasa Belanda ’goddelijk’ di mana ’god’ = Allah), ’nabati’ (bahasa Belanda ’plantaardige’, di mana ’plant’ = naba). ’Naba’ dalam bahasa Arab adalah ’tanaman’. Juga ada kata sifat ’Masehi’ dari Arab ’al Masih’ dan ’nasrani’ dari kata ’nazarene’ (orang dari kota Nazareth).

Menelusuri jejak kata-kata Indonesia yang begitu beragam asal usulnya memang tak jemu-jemunya membuat kita terpukau dan terpesona.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline