Lihat ke Halaman Asli

Gusblero Free

Penulis Freelance

Petasan Kosong Pilkada Wonosobo 2020

Diperbarui: 14 September 2020   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hasil olahan pribadi

Lewat tengah malam Senin (14/9/20) dari dalam kamar terdengar kembang api meletus di udara. Saya tidak tahu pasti siapa yang menyalakannya. Itu hanya beberapa menit setelah KPUD Wonosobo menutup perpanjangan waktu pendaftaran pasangan bakal calon dalam Pilkada Wonosobo 2020.

Dengan demikian Pilkada Wonosobo yang akan dilaksanakan Rabu 9 Desember 2020 nanti hanya akan ada satu pasangan calon Afif Nurhidayat -- Muhammad Albar yang didukung koalisi partai PDIP, PKB, Golkar, Demokrat, Nasdem, Hanura dan PAN, berhadapan dengan kotak kosong.

Memperbincangkan siapa yang bakal menang dalam kontestasi itu tahapannya masih panjang. Masih ada periode untuk penetapan keduanya jadi paslon, juga masih ada serangkaian kegiatan sebelum sampai pada waktu pencoblosan suara, penghitungan, dan pengesahan untuk siapa yang kemudian menang.

Berbicara tentang petasan kosong sama dengan kotak kosong, keduanya sama-sama bisa 'meledak di udara'. Sementara Pilkada ukurannya adalah hasil akhir, berapa suara kemudian bisa dicapai untuk meraih kemenangan sesudahnya.

Dalam skema politik pasangan dengan dukungan partai terbanyak, apalagi sebagai calon tunggal, itu bisa menjadi propaganda yang hebat untuk meraih lebih banyak dukungan. Akan tetapi menghitung politik hanya dari sekadar nilai asumsi, hasilnya bisa berantakan.

Orang yang kemarin mencoblos Partai Golkar misalnya. Walaupun Partai Golkar benar belaka telah tergabung dalam koalisi, namun belum tentu dengan serta merta akan mengarahkan suaranya untuk pasangan dari koalisi.

Ini akan jadi pekerjaan besar bagi pengusung paslon dalam Pilkada nanti, serta bagian penting dari KPUD untuk ikut mensiasatinya ketika melakukan sosialisasi.

Mengutip pendapat dari Direktur Perludem (Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi), Khoirunnisa Agustyati, tingginya kemenangan calon tunggal, dipengaruhi minimnya informasi dan edukasi pada masyarakat bahwa calon tersebut tidak wajib dipilih. Ada ketidaksetaraan perlakuan dari penyelenggara Pemilu antara calon tunggal dan kotak kosong.

Maka, tugas penyelenggara Pemilu tidak hanya mensosialisasikan jika di daerah tersebut hanya diikuti satu pasangan calon. KPU diminta mempromosikan pula kotak kosong lewat kampanye yang mereka fasilitasi melalui APBD seperti saat penyebaran alat peraga, debat publik, dan kampanye di media massa.

Ini pe-er untuk pengusung paslon, pe-er untuk KPUD, pe-er untuk kita semua. Sebelum nanti kita bertanya, siapa bakal menang dalam Pilkada Wonosobo 2020 ini.

Secara psikologi, oleh sebab bingung atau ketidak tahuan lainnya, masyarakat pasti akan lebih cenderung memilih kotak yang ada gambarnya. Tetapi pendukung paslon tunggal tak boleh jumawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline