Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Proyeksi Keuangan dan Penerapan dalam Masa Depan

Diperbarui: 7 Oktober 2022   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proyeksi Keuangan dan Penerapan dalam Masa Depan (gambar: medium.com, diolah pribadi)

Dalam dunia bisnis dan pelaku bisnis tentu tidak asing dengan proyeksi atau perkiraan masa depan. Proyeksi tidak melulu terkait dengan keuangan akan tetapi bisa juga mengenai penjualan, produksi, operasional, sumber daya manusia, sumber pendanaan, dan rencana-rencana lainnya.

Proyeksi akan membantu melakukan peramalan yang tepat. Bagaimana bisnis berjalan kedepannya dan rencana keputusan berkaitan dengan investasi, pendanaan, operasional perusahaan, dan rencana manajemen untuk melakukan keputusan yang telah dicanangkan bersama.

Demikian juga dengan negara, pasti memiliki rancangan anggaran dan belanja yang kesemuanya pasti menggunakan dasar proyeksi berbasiskan data-data saat ini.

Dalam praktiknya membuat proyeksi tidak mudah dan perlu pembahasan secara matang. Membuat proyeksi yang sekedar asal jadi, berujung pada hasil akhir yang tidak sesuai harapan. Alih-alih memajukan bisnis, berujung pada risiko kesulitan likuditas atau bahkan bisa menuju pada kebangkutan.

Render dan Heizer (2015), mengatakan peramalan merupakan seni dan pengetahuan dalam membuat prediksi suatu keadaan pada masa yang akan datang. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan "proyeksi" sebagai "suatu perkiraan tentang kondisi masa akan datang dengan mempergunakan data yang ada sekarang". Dengan demikian, proyeksi dapat dicapai dengan menggunakan data saat ini.

Proyeksi sangat bergantung kepada kondisi saat ini dan perkiraan masa depan. Hasil yang dicapai memungkinkan sejalan dengan proyeksi, namun bisa juga lebih tinggi atau bahkan lebih rendah.

Pada umumnya jika semua kondisi sesuai asumsi dan hal-hal lain tetap sama (ceterus paribus), semua faktor mendukung, maka tingkat keberhasilan akan tinggi.

Todea dan Calin (2010), proyeksi memerlukan perencanaan strategis, pelaksanaan, kerangka acuan untuk evaluasi kinerja, kontribusi untuk motivasi karyawan, mendorong koordinasi, dan komunikasi. Proyeksi keuangan dapat dijadikan alat sebagai tolok ukur kemajuan bisnis, pengalokasian keuangan dan dalam rangka peningkatan produktivitas.

Untuk mencapai tujuan pribadi, kita pun memerlukan rancangan. Segala sesuatu harus dilihat secara menyeluruh. Kondisi diri sendiri seperti apa pada saat ini. Hal ini penting untuk menentukan langkah selanjutnya. Meskipun kata perencanaan berbeda dengan proyeksi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan "perencanaan" sebagai "perbuatan merencanakan (merancangkan)". Dengan kata lain perencanaan pun masuk dalam bagian proyeksi. Dengan perencanaan matang dan kondisi sesuai dengan harapan, maka seyogyanya hasil yang kita peroleh akan sesuai dengan proyeksi yang telah dicanangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline