Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Ada Berkah di Balik Duka

Diperbarui: 3 Oktober 2022   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada Berkah Di Balik Duka (gambar: crushpixelx.com, diolah pribadi)

Tidak pernah terbayangkan bahwa suatu hari saya bisa menjadi seorang penulis. Ceritanya cukup panjang. Mohon luangkan waktu Anda yang berharga untuk TIDAK membacanya, he he he.

Bukan ketik sembarang ketik kata 'tidak', tapi sudah menjadi sifat manusia untuk melakukan hal yang berlawanan. Nah, benar kan? Buktinya Anda masih terus membacanya, ha ha ha ...

Berawal dari pemberian sebuah buku dari seorang teman yang berisi cerpen-cerpen tentang guru, di mana salah satu dari cerpen-cerpen tersebut adalah hasil karya teman saya itu. Dia mempersembahkan buku tersebut kepada saya sebagai hadiah ulang tahun saya yang entah ke berapa.

Sengaja lupa ketik, ha ha ha

Begitu terkesannya saya dengan hadiah tersebut hingga saya termotivasi untuk menorehkan karya tulis saya yang bermanfaat bagi orang lain dan dikemas dalam buku seperti itu. Nah, bagaimana caranya?

Tanpa disadari jalannya terbuka sendiri buat saya melalui kejadian duka yang saya alami pada tahun 2019 ketika saya divonis mengidap NPC, bukan KFC yang disukai orang, tetapi NPC atau Nasopharynx Cancer/kanker nasofaring, sejenis penyakit yang ditakuti orang.

Begitu kabar tentang penyakit saya tersebar di media sosial, sok selebriti pula, banyak doa dan dukungan yang saya terima dari keluarga, famili, teman-teman, dan rekan-rekan kerja saya.

Salah satunya dari teman SMA saya yang berada di kota yang berbeda karena dia juga pernah mengidap penyakit kanker dan sudah sembuh dari penyakitnya. Sekarang dia aktif di wihara dalam menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Berkat informasi yang diberikannya dan karena pandemi Covid-19, saya bisa mengikuti kegiatan puja bakti online setiap pagi, mendengar wejangan dari Bhante tentang dhamma sehingga saya bisa memahami dhamma dan mempraktekkannya dalam berpikir, bertutur kata, dan berperilaku yang baik.

Pertama-tama yang saya lakukan adalah berbuat kebajikan sesuai dengan kemampuan yang saya miliki, yakni dengan berdana kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Dari kegiatan berdana inilah saya diajak bergabung di grup perpesanan yang khusus menggalang dana untuk membantu orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline