Di penghujung musim 2024/2025, Newcastle United menjelma menjadi kekuatan menakutkan di kancah sepak bola Inggris. Bukan hanya sekadar raihan trofi Carabao Cup yang mereka genggam erat usai menaklukkan Liverpool di Wembley bulan lalu, tetapi juga performa impresif mereka di Liga Primer Inggris yang kian meroket.
Kemenangan telak 5-0 atas Crystal Palace pada Kamis (17/4/2025) dini hari WIB, yang mengantarkan The Magpies ke peringkat ketiga klasemen, menjadi penanda betapa seriusnya ambisi mereka.
Gelontoran lima gol tanpa balas, dicetak oleh nama-nama yang kini kian bersinar seperti Jacob Murphy, Harvey Barnes, Fabian Schar, dan sang top scorer Alexander Isak, ditambah gol bunuh diri Marc Guehi, adalah representasi nyata dari kengerian yang kini dipancarkan klub milik konsorsium Arab Saudi, PIF (Public Investment Fund).
Dengan 59 poin dan hanya terpaut empat angka dari Arsenal di posisi kedua, serta The Gunners yang masih harus berjibaku di semifinal Liga Champions, peluang Newcastle untuk menyalip dan mengamankan tiket ke kompetisi elite Eropa musim depan semakin terbuka lebar. Apalagi, Liga Primer kini memiliki jatah lima slot UCL.
Di balik statistik dan gol-gol indah, ada tiga pilar fundamental yang menjadi fondasi kebangkitan menakjubkan The Magpies: Kebanggaan, Kebebasan, dan yang terbaru Solidaritas untuk sang arsitek, Eddie Howe.
Kebanggaan yang Membara di Balik Seragam Hitam-Putih
Salah satu transformasi paling mencolok di Newcastle United adalah bagaimana para pemain, yang sebelumnya mungkin dianggap medioker atau bahkan memiliki catatan indisipliner, kini menunjukkan kebanggaan yang luar biasa mengenakan seragam ikonik hitam-putih.
Sosok Bruno Guimaraes, yang datang dengan ekspektasi tinggi namun sempat kesulitan beradaptasi, kini menjelma menjadi jenderal lini tengah dengan determinasi dan kualitas yang tak terbantahkan.
Alexander Isak, dengan kecepatan dan ketajamannya, kini menjadi mesin gol yang ditakuti lawan dengan 21 gol di Premier League musim ini. Bahkan Sandro Tonali, yang sempat diterpa masalah di luar lapangan, menunjukkan dedikasi dan profesionalisme tinggi di atas lapangan.
Kebanggaan ini terpancar jelas dalam setiap selebrasi gol. Pemandangan para pemain mencium badge Newcastle United di dada mereka bukan lagi sekadar formalitas, melainkan representasi nyata dari ikatan emosional yang kuat dengan klub dan para suporter fanatik mereka.
Kebanggaan ini menjadi energi tambahan, memompa semangat juang dan kolektivitas di setiap pertandingan. Mereka bukan hanya bermain untuk diri sendiri, tetapi untuk kehormatan klub dan kota Newcastle. One City, One Club.