Lihat ke Halaman Asli

Air Sebagai Nadi Hidup Bertani

Diperbarui: 20 September 2018   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Prediksi Kebutuhan Air Dunia

Kebutuhan air dunia diperkirakan meningkat  6  kali  sejak  tahun  1900-1995. Peningkatan  tersebut  2  kali lebih  tinggi dibandingkan  laju pertambahan penduduk. Di  sisi  lain, lebih  banyak  air  yang  diambil dari sumber-sumber air dibandingkan dengan jumlah air yang dikembalikan ke dalam sumber-sumber air. Pertambahan jumlah  penduduk  

Hubungan Aktivitas Pertanian dengan Ketersediaan Air

Menurut data FAO (2016), pemanfaatan air untuk irigasi lebih banyak di negara-negara berkembang karena sebagian besar (75%) lahan pertanian beririgasi teknis berada di negara-negara  tersebut.  Efisiensi penggunaan  air  irigasi  relatif  masih rendah yaitu 30% sehingga perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi pertambahan kebutuhan  air  irigasi sedangkan  jumlah  air  di  dunia relatif tidak bertambah. Aktivitas  pertanian memiliki hubungan  timbal  balik dengan kualitas air. Aktivitas pertanian yang kurang bijaksana dapat menurunkan kualitas air yang ada disekitarnya  maupun  daerah  di bagian hilirnya.  Disisi  lain  untuk mendapatkan produk  pertanian  yang berkualitas  dan aman  dikonsumsi diperlukan  kualitas air tertentu. 

Peranan Vital Air dalam Pertanian

Dengan demikian, keberlanjutan sektor pertanian sangat tergantung kepada keberadaan air dari sudut kualitas maupun kuantitas. Pertanian berkelanjutan umumnya dimaksudkan sebagai aktivitas pertanian dengan memanfaatkan sumberdaya  alam untuk  menghasilkan pangan  yang menguntungkan  secara ekonomi  dan dapat  diterima  oleh masyarakat tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan. Pertanian secara sederhana dapat dikatakan sebagai aktivitas  untuk menghasilkan pangan.  Oleh  karena  itu, sektor pertanian mutlak diperlukan untuk menjamin kebutuhan pangan manusia.

Dampak Buruk Pertanian yang Tidak Berwawasan Lingkungan

Proses  produksi  pangan  dapat menimbulkan  berbagai  dampak terhadap lingkungan alami di sekitarnya. Dampak degradasi lingkungan dapat diakibatkan oleh antara  lain  penggunaan  pestisida dan pupuk  dengan  dosis  tinggi,  teknik irigasi yang  kurang  tepat, mekanisasi yang berlebihan  atau  penggunaan lahan yang kurang  tepat.  Degradasi lingkungan  yang terjadi  antara  lain dalam  bentuk penurunan  kualitas lingkungan  yang meliputi  tanah,  air dan  udara,  penurunan kualitas dan kuantitas pangan, dan pencemaran badan dan sumber air. Degradasi lingkungan  akibat  proses produksi pangan  tersebut  dapat menghambat keberlanjutan  aktivitas pertanian.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline