Lihat ke Halaman Asli

Gramedia Official

TERVERIFIKASI

Tempat kamu mencari buku 📚

Kapan Seseorang Memerlukan Self-Healing? Ini 5 Tanda-Nya!

Diperbarui: 11 Oktober 2022   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo on Pixabay

Saat ini istilah healing mungkin banyak muncul dengan meningkatnya kekhawatiran tentang masalah kesehatan mental. Arti healing sekarang menjadi topik pembicaraan utama, baik secara langsung maupun di media sosial.

Baru-baru ini, Twitter bahkan membuat keributan tentang unggahan terkait healing di suatu akun. Hal ini juga banyak direspon orang yang membuktikan bahwa healing banyak menyita perhatian orang. 

Dalam praktiknya, healing memang bermanfaat dan memiliki dampak yang baik bagi kesehatan mental seseorang. Kamu mungkin tidak sadar jika kamu atau orang-orang disekitarmu memiliki trauma, meski begitu, sebagian orang merasa nyaman. 

Namun tahukah kamu jika ada tanda-tanda seseorang mengalami luka dalam, sehingga sangat penting untuk mengetahui beberapa tanda kapan seseorang perlu healing tersebut. 

Hal ini membuat kamu semakin sadar apakah dia atau orang-orang di sekitarnya sedang menderita sakit dalam. Sejumlah faktor dapat menyebabkan seseorang mengalami keadaan kerusakan mental. Contohnya adalah pengalaman buruk masa lalu. 

Pengalaman pahit di masa lalu telah mencegahnya untuk melampiaskan perasaan terlukanya dan akhirnya membawanya ke keadaan trauma internal. Simak penjelasan berikut ini untuk lebih memahami apa tanda seseorang mengalami luka dalam. 

Tanda-tanda Kapan Seseorang Perlu Healing

Penjelasan berikut ini dapat membantumu memahami kapan seseorang perlu healing untuk memperbaiki kondisi mental yang buruk: 

1. Lebih Sensitif dari Sebelumnya

Orang dengan luka batin ditandai dengan kondisi mental yang lebih sensitif dari biasanya. Misalnya, ketika kamu merasa ingin menangis karena hal-hal sepele. Padahal, kejadian traumatis bisa membuat seseorang mengeluh. 

Keadaan yang lebih sensitif juga tercermin dalam menjadi lebih mudah marah ketika orang lain tidak memperlakukanmu seperti yang kamu harapkan. Artinya, luka internal mencegah seseorang mengesampingkan peristiwa untuk melindungi diri dari rasa sakit yang berlebihan.

2. Sering Mengungkapkan Emosi Negatif 

Selain menjadi sensitif, orang yang mengalami kondisi gangguan psikologis sering mengalami pikiran dan perasaan negatif dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mudah menjadi pesimis tentang hal-hal dalam hidup. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline