Lihat ke Halaman Asli

Welling Praheningtyo

hallo everybody, let's talk.

Pengalaman Mistis Bermalam di Hotel Bekas Kantor Kempeitai Solo

Diperbarui: 1 April 2021   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu hotel besar di masa Tempo doeloe, Jln. Lodjiewoeroeng, Solo. (Foto: uschefamily.com)

Suatu hari ayah saya bercerita tentang pengalamannya pada suatu ketika di pertengahan tahun 1980-an, ayah mendapat tugas dari kantornya untuk berdinas di kota Surakarta. Saat itu ayah saya berangkat dari kantornya di kota Semarang dengan mengendarai mobil dinas jip hardtop yang sedang beken-bekennya itu. Jip itu dikemudikan oleh seorang supir bernama Johan.

Perjalanan menempuh waktu cukup lama, sekitar lima setengah jam, karena jalur bukit Gombel berkabut, sehingga kendaraan harus berjalan lambat di sana. Untuk menuju ke Solo dari Semarang memang harus melalui jalur ini. Selain itu penerangan jalan umum belum memadai sehingga Johan harus lebih berhati-hati mengemudikan kendaraannya.

Setelah melewati bukit Gombel, perjalanan cukup aman hingga sampai di kota Solo menjelang tengah malam. Ketika jip memasuki kawasan jalan Slamet Riyadi, jam telah menunjukkan pukul 23.30, sehingga ayah memutuskan untuk mencari sebuah penginapan supaya ayah, Johan dan mobilnya bisa beristirahat.

Mereka menemukan sebuah hotel yang relatif besar di jalan Slamet Riyadi dan memutuskan untuk menginap di situ. Setelah check in di resepsionis, ayah menempati kamar untuk dirinya di bangunan utama dan Johan mendapat kamar supir di bagian belakang hotel. Mereka berencana untuk menginap semalam saja.

Setelah memasuki kamar tidurnya, ayah memutuskan untuk langsung rebahan dan tertidur. Saat itu, tidak ada hal-hal atau perasaan aneh yang mengganggunya. Namun... saat sedang nyenyak tidur, tiba-tiba pintu kamar ayah digedor oleh seseorang. Gedoran itu cukup lama sehingga ayah terjaga secara tidak menyenangkan. Setelah membuka pintu, ternyata Johan sedang berada di depan kamar.

Masih dalam keadaan ngos-ngosan dan terlihat schok, Johan meminta ijin pada ayah.

"Anu Pak, kula bade turu teng mobil mawon" (Saya minta ijin tidur di mobil saja).

"lho, memangnya kenapa? Panas ya di kamar"

"Bukan begitu pak, hanya, saya tidak nyaman tidur di kamar".

Kemudian langsung saja ayah memberikan kunci mobil yang memang dipegang oleh ayah. Dengan demikian Johan lalu memilih bermalam di dalam mobil jip, alasan yang sebenarnya kenapa, rupanya beliau belum mau bercerita kepada ayah.

Pada pagi harinya, ayah sudah checkout dan bersiap untuk berangkat menjalankan tugas dinas, langsung menuju mobil dan melihat Johan sudah bersiap bahkan sedang mengobrol dengan salah seorang pegawai hotel. Ayah kemudian menghampiri mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline