Lihat ke Halaman Asli

Liang Teh Surabaya

goenawanwst.blogspot.com

Jangan Remehkan Kekuatan UMKM di Balik Tumbangnya Saham Unilever Sampai 50% di 2021

Diperbarui: 20 Januari 2022   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produk Makanan Hasil UMKM, dari nasi kotak sampai kudapan (dokumen pribadi)

Sepanjang 2021, saham Unilever (IDX:UNVR) sudah turun disekitaran 50%. Hal ini tentu saja mengejutkan mengingat saham ini begitu perkasa sepanjang 30 tahun terakhir. 

Selalu berada dalam jajaran LQ45. Tetapi penurunan sebesar 50% justru terjadi disaat pandemi covid19 berangsur mereda, tentu saja menjadi pertanyaan besar atas situasi yang sebenarnya,

Dalam video youtube tersebut dijelaskan mengenai kinerja perusahaan secara finansial, diantaranya tentang grafik penjualan, rasio Net Profit Margin, komposisi aset perusahaan dan indikator indikator lain yang intinya memotret kinerja perusahaan secara keuangan.

Dari sisi harga saham juga dijelaskan bahwa saham unilever, walaupun sudah terkoreksi sebesar 50% tetapi dilihat dari rasio Harga saham per ekuitas diwakili per lembar saham, masih diatas 25 kali. Artinya saham Unilever masih mahal. Hal ini bisa dimengerti bahwa saham ini sudah mengalami akumulasi over value selama bertahun tahun.

Untuk mengerti kalkulasi kinerja keuangannya akan lebih mudah jika langsung melihat video diatas. Dalam artikel ini saya hanya ingin menyoroti apa yang sebenarnya terjadi dari bisnis riilnya, mengapa saham ini begitu terpuruk.

Serbuan UMKM dipasar makanan dan minuman.

Setelah dua tahun pandemi covid19 dengan pembatasan sosial yang ketat telah menghantam pendapatan sebagian besar rumah tangga di Indonesia. Hal ini tiak bisa dilepaskan dari penutupan gerai di mall dan pembatasan aktivitas perkantoran yang ujungnya adalah PHK ataupun semi PHK.

Sisi baiknya pandemi Covid19 juga melahirkan pedagang pedagang makanan minuman dadakan, baik yang dijual online maupun offline. di pasar offline ditandai dengan munculnya kios kios makanan di komplek komplek perumahan yang dipasarkan melalui grup WA, poster dan flyer dengan iming iming bebas ongkir.

Kompetisi bisnis makanan minuman offline ini sangat ketat dan menciptakan produk - produk yang makin bervariasi dengan harga kompetitif. Produk - produk makanan minuman inilah yang pada akhirnya terbukti menghambat ekspansi bisnis makanan minuman eks pabrik besar. 

Tekanan terhadap industri makanan minuman pabrikan besar, sebenarnya tidak cuma dialami oleh unilever, tetapi juga Garuda Food, Orang Tua Grup dan lain lainnya. Hal ini bisa dilihat dari grafik penjualannya yang cenderung datar menurun.

Produk Toiletris Subtitusi

Produk UMKM yang efisien dari sisi modal, rantai distribusi dan promosi yang bisa mengancam eksistensi Unilever. (Dokumen Pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline