Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Startup, Kill Zone, dan Konsep Antitrust

Diperbarui: 19 April 2022   01:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pawns oleh Ylanite Koppens - Foto: pixabay.com

Google baru saja mengakuisisi Fitbit, sebuah perusahaan rintisan fitness tracker di U.S. Google menggelontorkan 2,1 miliar USD (sekitar 23 triliun IDR). 

Didirikan sejak 2007, Fitbit menjadi salah satu perusahaan besar di bidangnya selain Garmin dan Jawbone. Sedangkan Google masuk ke ranah fitness tracking baru sekitar tahun 2014. 

Di ranah ini Google hanya menyemat OS atau operating system saja. Namun tidak dengan fitness tracker berupa smartwatch. OS khusus Google pada smartwatch ini diberi nama Wear OS. Sampai saat ini berjalan di beberapa smartwatch seperti; Huawei, LG, Mobvoi, dan Fossil. 

Dibawah induk perusahaan Alphabet, akuisisi Fitbit menjadi salah satu yang termahal. Pada Juni 2019, Alphabet juga telah membeli Looker, sebuah platform pengolahan big data, seharga 2,6 miliar USD. 

Strategi merger and acquisition (M&A) Google, dibawah Alphabet, kini berisi 230 perusahaan rintisan dan layanan.

Facebook pun besar dan berkuasa karena model M&A ini. Setidaknya sudah ada 79 perusahaan dan layanan yang dibeli Facebook. Dengan perusahaan rintisan yang sudah populer juga dibeli Facebook. 

Antara lain Instagram di 2012 (1 miliar USD) dan WhatsApp di 2014 (19 miliar USD). Dengan nilai M&A beberapa layanan tidak diumumkan ke publik.

Strategi M&A gaya Amazon pun cukup signifikan. Amazon Web Service (AWS) mendapat share terbesar penyedia layanan infrastruktur internet, yaitu 33%. Dengan Microsoft 13% saja, dan Google cukup dengan 5%. 

Pembelian populer Amazon adalah saat membeli Goodreads tahun 2013 sebesar 1 juta USD. Dan tahun lalu, Amazon membeli cukup mahal layanan dan alat pemindai keamanan Ring seharga 839 juta USD.

Jika sebuah perusahaan rintisan (startup) dijadikan bagian dari Google, Facebook, atau Amazon tentu menyenangkan. Selain mendapatkan privilege dipayungi nama besar dan pasar global. Cita-cita dari ideation sampai scale-up menjadi kenyataan. Startup bisa tumbuh sesuai konsep yang diinginkan.

Walau pada kenyataannya banyak juga startup yang masuk ke dalam kill zone. Kill zone bisa diartikan mematikan pesaing dengan melihat potensi lalu mengakuisisi. Strategi lainnya, perusahaan tekno besar menyalin fitur, layanan, atau akses startup karena minim anggaran. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline