Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Pemilu 2019 Memang Melelahkan

Diperbarui: 22 April 2019   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tired and Sad oleh whoismargot - Foto: pixabay.com

Secara psikis dan fisik, Pemilu 2019 memang melelahkan. Dari fikiran yang begitu riuh dan jengah dengan tagar copras-capres di sosial media. Sampai dampak langsung teknis Pemilu 2019 dengan 5 kotak yang melelahkan sampai memakan korban jiwa.

Fikiran kita sudah begitu jumud dengan banyak tagar. Bahkan sebelum Pemilu dihelat di akhir 2018. Banyak sekali tenaga, uang, dan emosi yang dihabiskan untuk menangkal hoaks dan ujaran kebencian selama Pemilu 2019 berlangsung.

Setiap kubu begitu getol dan militaan memainkan setiap isu yag bersinggungan dengan Capresnya. Mulai dari hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos. Sampai isu propaganda Rusia yang hanya asumsi belaka. 

Isu-isu yang menghabiskan banyak energi, waktu, dan kuota kita di sosial media. Yang pada akhirnya hanya menjadi posting viral yang hikmahnya pun semaya mediumnya.

Hoaks operasi plastik Ratna Sarumpaet (RS) yang didramatisir menjadi pengeroyokan pun menyerap banyak perhatian. Walau awalnya, kubu Prabowo mem-framing isu ini guna meragukan kinerja Kepolisian dibawah pemerintah Jokowi. Namun pengakuan RS sendiri pada akhirnya mengejutkan banyak pihak. Lalu pihak yang mem-framing pun mulai cuci tangan.

Bahkan sampai usai hari pencoblosan 17 April lalu. Linimasa sosmed masih penuh dengan tagar copras-capres. Seolah tidak ada hal lain yang penting dan berfaedah di linimasa. Tercipta banalitas yang ironisnya dinikmati beberapa orang yang terjebak dalam konsep tribalisme digital.

Ribuan akun asli dan akun bot begitu kuasa membuat posting trending. Dengan prinsip kebenaran personal ini pun difortifikasi algoritma filter bubble. Kekukuhan keyakinan dalam kelompok pada akhirnya menumbuhkan aktfitas militansi digital yang begitu gandrung.

Maka tak heran frekuensi dan jumlah hoaks dan ujaran kebencian begitu masif menyoal Capres kali ini. Entah itu rumor via grup WhatsApp sampai ceramah keagamaan yang diselipi pesan politis. Semua cara dilakukan agar mengangkat citra Capres.  

Fikiran kita sejatinya sudah cukup jengah akan hal ini. Saat konektivitas sosmed pada akhirnya mengurung kita dengan kepopuleran polarisasi politik. Namun tidak bagi pihak yang mencari keuntungan finansial dari keriuhan tanpa faedah trending copras-capres ini.

Pada spektrum kelelahan Pemilu 2019 yaitu lelahnya fisik. Dimulai dari asumsi penghematan biaya petugas Pemilu sampai 50%. Yang terjadi dari asumsi ini adalah 14 petugas TPS meninggal dunia, 74 petugas mengalami kecelakaan, dan 85 lainnya dirawat inap. (Data dari Tweet Bawaslu dibawah)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline