Lihat ke Halaman Asli

GNathalieL

mahasiswa

Opini: Pradugaku tentang Mengapa Hidup Terasa Begitu Sulit bagi Kaum Muda Saat Ini

Diperbarui: 7 September 2020   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Entah hanya aku atau memang depression is on the air these days. Semakin lama tekanan semakin berat di udara. Makanya semua orang makin menunduk, terlalu takut menengadah. Distraksi semakin banyak tersedia. Jiwa-jiwa kabur makin diberi makan. 

Dulu, ketika bentuk-bentuk pelarian tidak selazim sekarang. Orang-orang dipaksa untuk menghadapi realita di depan wajahnya. Mentalitas surviving digempur setiap saat.

Apa yang terdepan di kesadarannya adalah dealing with today and what in front of my face. Tampaknya seperti tak diberi ruang untuk menghadap arah lain. tapi itu hanya berarti lingkungan menyetingmu untuk maju.

Seperti menggiring bola, bila belakang dan samping-sampingmu menutup jalan, tak ada pilihan lain. seberapapun membuat khawatirnya, atau ngeri untuk melangkah. Tapi itu realitanya, dibuat nekat untuk maju, sampai jadi terbiasa. Sampai tubuhmu beradaptasi dan terbiasa untuk dealing life.

Aku tahu kehidupan makin kesini bertambah ritmik. A lot of things happens, a lot of things to deal with. Artinya tubuhmu lebih dituntut lagi untuk jadi lebih fleksibel menghadapi kemungkinan. 

Demikian harapannya di masa yang sekarang, manusia makin memiliki kualitas, dari produk kehidupan masa lampau yang membawa masa ini pada setahap lebih tinggi dan menantang.

Kemampuan manusia diharapkan pula naik satu tingkat dalam kemampuan adaptasinya. Sehingga grafiknya akan naik, antara level tuntutan dan level adaptasi. Namun entah kenapa, yang kurasa we are struggling to crawling up. 

Seperti di masa ini, kenaikannya berjalan dengan lebih lambat dibanding waktu-waktu yang lalu. Seperti ada inhibition yang tak terlihat, melawan dan menekan grafiknya. Terutamanya generasi ini, mereka yang memegang julukan muda di masa ini, terlihat sangat lambat untuk naik. 

Aku tak berkata tentang adaptasi informasi, teknologi, kompetensi dan sebagainya. Tapi tentang kualitas diri, adaptasi mendasar, yang berpengaruh langsung pada kualitas dan kepuasan hidup maupu kesehatan mental. Dan juga pada aspek-aspek lainnya walau tak kasat terlihat.

Tampaknya aku punya asumsi pelakunya. Kenapa kita jadi begitu rapuh dan tidak mantap. Apa itu inhibitor yang mengambil peran menekan kemampuan adaptasi generasi ini. 

Bagiku, ini karena kerannya sudah dibuka, tembok penggiring dilemahkan, sehingga kita mudah untuk menembusnya. Di masa ini, dealing with reality tidak lagi jadi tokoh utama, yang menyita fokus dan energi kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline