Lihat ke Halaman Asli

Diah Simangunsong

Memperpanjang langkah

Cerita dari Tanah Tolaki

Diperbarui: 16 Oktober 2019   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

02- Kenapa aku sini

Sebagai seorang pelaut, saat aku sedang memasang jangkarnya di Tanah Tolaki, berlabuh untuk waktu yang lama mengisi amunisi untuk kembali berlayar lagi.

Persinggahanku di Tanah Tolaki bukan tanpa alasan dan tanpa rencana. Mengikuti program kerelawanan yang bergerak dibidang kemajuan pendidikan daerah dan semesta menunjuk Bumi Anoa untukku bermetafosa menghabiskan waktu setahunku.

Tanah Tolaki menjadi tanah asing bagiku yang mendiami di pulau Sumatera. Disini ku temukan hal-hal yang belum penah aku temui sebelumnya mulai daru tradisi, bahasa, logat dan hal asing lainnya.

Keasingan ini menjadi tantangan untuk belajar tentang adaptasi, belajar memahami Indonesia lebih jauh lagi hingga sampai kedaerah bernama kecamatan Routa, tepatnya di desa Walandawe.

Yang bahkan orang-orang asli Konawe juga belum pernah menginjakkan kakinya di daerah ini. Acapkali secara spontan berkata 'puuuuuuuh, setelah mati sudah' jika kata Routa disebut.

Dokpri

Kenyataannya Routa tidak seperti yang distigmakan, mungkin akses jalan menuju daerah ini memang memiliki rintangannya sendiri, tapi daerah ini menawarkan keindahan alam bak lukisan yang biasa di pajang di ruang tamu.

Daerah lautan merica ini, menawarkan udara yang sejuk nan asri dibatasi dengan perbukitan. Ditambah lagi kekerabatan masyarakatnya dan pemimpin masa depan didesa ini yang amat semangat mengejar mimpinya. Jadi tidak berlebihan kita tempat in disebut Mangkok Kebahagiaan.

#ceritadaritanahTolaki

#ekspedisi12purnama

#tentangrasayangpernahsinggah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline