Lihat ke Halaman Asli

Ghani Raditya

Pelajar biasa

Bagaimana Cara Thailand Memiliki Pertanian yang Maju

Diperbarui: 11 Januari 2024   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: pxfuel

Saat di sekolah dulu kita diajarkan bahwasanya Thailand merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah di jajah. Alasan yang biasa dikatakan oleh guru adalah thailand adalah negara yang miskin sumber daya alam

  Namun sekarang thailand sudah berubah. Ia menjelma menjadi salah satu eksportir beras terbesar di Dunia lantas bagaimana cara memajukan pertaniannya tersebut? Bahkan sampai beberapa ahli mengatakan bahwasanya Thailand ada lumbung padi Asia Tenggara

  Ada beberapa faktor yang menyebabkan thailand mendapatkan julukan tersebut beberapa diantaranya adalah: 

  1. Penerapan pertanian 4.0

 Menurut statista produksi beras di thailand pada tahun 2023 mencapai 21,8 juta ton beras. Produksi beras ini berpuluh-puluh kali lipat lebih banyak dibandingkan Indonesia. Hal ini bisa terjadi dikarenakan thailand menerapkan pertanian 4.0. Dimana pertanian 4.0 lebih berfokus pada penerapan teknologi tinggi dalam komoditas utama dan komoditas lainnya

  Menurut frogs. Id beberapa teknologi pertanian 4.0 seperti Speyer drone, Surveillance drone, mesin penan dan mesin panen. Banyak dari teknologi tersebut berhasil dikembangkan oleh thailand

  1. Regenerasi petani

 Menurut tapnapunnitkka dan prasunpangasi (2014) rata-rata usia petani di thailand sekitar 51 tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwasanya para anak muda masih cenderung enggan untuk menjadi petani. Namun sekarang telah berubah dimana sekarang banyak lembaga pertanian yang menyediakan program kursus dan magang sehingga banyak anak muda yang tertarik menjadi petani. 

  1. Dukungan pemerintah

  Ini merupakan faktor utama dari kemajuan thailand. Dimana pemerintah punya andil besar. Beberapa hala yang dilakukan oleh pemerintah Thailand:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline