Lihat ke Halaman Asli

Ghaisyani HaibahNur

mahasiswa Universitas Jember

Pandemi dan Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Probolinggo

Diperbarui: 22 September 2022   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Probolinggo merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Probolinggo terletak sekitar 100 km di sebelah tenggara Surabaya, Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, dan Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan barat. Probolinggo merupakan kota terbesar keempat di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang, dan Kediri menurut jumlah penduduk, dan jumlah penduduk kota ini pada tahun 2021 berjumlah 242.246 jiwa. 

Kota Probolinggo berada di wilayah tapal kuda dan menjadi jalur utama pantai utara yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Letak Kota Probolinggo secara astronomis berada pada 743'41" - 749'04" LS dan 11310' - 11315' BT. Kota Probolinggo memiliki 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Kademangan, Kecamatan Kedopok, Kecamatan Wonoasih, Kecamatan Mayangan, dan Kecamatan Kanigaran. Kota Probolinggo dialiri 6 sungai, yaitu Sungai Banger, Sungai Kedunggaleng, Sungai Umbul, Sungai Legundi, Sungai Kasbah, dan Sungai Pancur. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dari arah selatan ke utara sesuai dengan kelerengan wilayah Kota Probolinggo.

Pandemi Covid-19 merupakan peristiwa menyebarnya penyakit corona virus 2019 di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah Covid-19 pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Hingga 14 November 2020, lebih dari 53 juta kasus telah dilaporkan dari 219 negara dan wilayah seluruh dunia. Virus Covid-19 menyebabkan lebih dari satu juta orang meninggal dunia dan lebih dari 34 juta orang sembuh.

Virus Covid-19 diduga menyebar melalui percikan pernapasan yang dihasilkan saat batuk. Percikan virus ini juga dapat dihasilkan dari bersin maupun pernapasan normal. Selain itu, virus ini dapat menyebar melalui sentuhan terhadap benda yang terkontaminasi oleh virus Covid-19 dan kemudian menyentuh wajah seseorang. Penyakit Covid-19 biasanya menular saat orang yang menderita virus tersebut memiliki gejala. Namun, terkadang penyebaran penyakit Covid-19 terjadi sebelum gejala muncul.

Kota Probolinggo tidak luput dari penyebaran virus SARS-CoV-2. Per tanggal 22 September 2022, sudah tercatat lebih dari 5 ribu kasus di Kota Probolinggo. Lebih tepatnya 5.756 kasus. Covid-19 menyebabkan lebih dari 300 orang di Kota Probolinggo meninggal dunia dan 5.369 orang sembuh. 

Di pertengahan 2020, sama seperti kota-kota lainnya, Kota Probolinggo juga mengalami kenaikan jumlah kasus Covid-19 sangat tinggi tiap harinya. Keganasan dari virus Covid-19 ini memakan banyak korban tidak hanya du Kota Probolinggo, namun di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan indeks kedalaman kemiskinan di berbagai wilayah meningkat, tidak terkecuali di Kota Probolinggo tentunya juga meningkat. Banyak terjadi kemiskinan di Kota Probolinggo semenjak pandemi terutama di tahun 2020.

Indeks kedalaman kemiskinan atau Poverty Gap Index-P1 merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, makan semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Nilai dari indeks kedalaman kemiskinan menunjukkan biaya mengentaskan kemiskinan dengan membuat target transfer terhadap masyarakat atau penduduk miskin dalam hal tidak adanya biaya transaksi dan faktor penghambat. 

Semakin kecil nilai indeks kedalaman kemiskinan, maka semakin besar potensi ekonomi untuk dana pengentasan kemiskinan berdasarkan identifikasi karakteristik masyarakat atau penduduk miskin dan juga untuk target sasaran program dan bantuan. Penurunan nilai indeks kedalaman kemiskinan menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

Indeks kedalaman kemiskinan di Kota Probolinggo mencapai 1,19 persen semenjak awal pandemi terutama di tahun 2020. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen dari tahun sebelumnya 2019 yang memiliki indeks kedalaman kemiskinan sebesar 1.04 persen. Pada tahun 2021, indeks kedalaman kemiskinan mengalami penurunan nilai menjadi 0,90 persen. Garis kemiskinan di Kota Probolinggo merupakan penduduk atau masyarakat dengan pendapatan kurang dari 545 ribu rupiah.

Kenaikan indeks kedalaman kemiskinan pada tahun 2020 dapat dipahami dan dimengerti karena adanya pandemi. Pandemi menyebabkan banyak orang yang terkena PHK atau pemutus hubungan kerja. PHK atau pemutus hubungan kerja menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaannya. Tidak sedikit perusahaan yang melakukan PHK dengan tidak memberi pesangon kepada karyawannya. Hal itu menyebabkan banyak penduduk atau masyarakat tidak terkecuali di Kota Probolinggo mengalami kemiskinan. Oleh karena itu indeks kedalaman kemiskinan di Kota Probolinggo pada tahun 2020 mengalami peningkatan yang cukup tajam.

Tentunya pemerintah mencoba melakukan berbagai cara untuk mengatasi kenaikan indeks kedalaman kemiskinan tersebut. Di berbagai kota sudah dilakukan pemberian bansos atau bantuan sosial untuk menghadapi kemiskinan yang terjadi. Di Kota Probolinggo juga diberikan bantuan untuk masyarakat yang terdampak pandemi yang disebabkan oleh Covid-19 ini. Selain pemberian bantuan sosial, pemerintah juga memberi subsidi listrik 100 persen bagi masyarakat yang menggunakan daya 450 watt. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline