Lihat ke Halaman Asli

Nebougis 17

catatan kaleng

Langkanya Celana Panjang

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dulu, kota kecil ini sangat santun, pakaiannya sopan-sopan, tapi aku sudah lupa kapan masa itu," ujar kakek yang memang sudah sangat tua. ketika itu sore hari aku sedang menemani kakek menikmati sore di beranda.

Kakek mengatakan dulu di kota kecil kami orang-orangnya sangat hebat, banyak yang pintar-pintar, memiliki banyak karya besar yang masih ada hingga kini, yang paling fenomenal adalah mereka mampu mengusir penjajah dimasa itu dengan kekuatan mereka sendiri.

"Bagaimana mereka bisa melakukan semua itu Kek?"

"Dengan Keyakinan."

"Keyakinan bagaimana itu Kek?"

"Keyakinan terhadap kebenaran (agama), dulu setiap orang menjalankan agama dengan benar sehingga mereka, istri mereka, anak laki-laki dan anak perempuan mereka tumbuh menjadi sosok yang bermartabat sehingga apapun yang mereka lakukan semuanya ridho, ketika mereka belajar Tuhan menjadikan ilmu ridho pada mereka, ketika mereka menjaga diri Tuhan menjadikan semua makhluk ridho pada mereka."

"Bagaimana dengan sekarang Kek?" Aku melihat raut wajah kakek meredup.

"Sekarang semuanya telah berubah, ajaran agama mulai banyak ditinggalkan yang menyebabkan banyak akhlak yang rusak."

"Apa salah satu yang menyebabkan rusaknya akhlak Kek?"

"Mulai langkanya celana panjang."

"Hah! ko bisa begitu Kek?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline