Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Johnny Plate 3 Tahun Pimpin Kominfo Membangun di Tengah Badai

Diperbarui: 24 Oktober 2022   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menkominfo Johnny G Plate (Dok. Kominfo)

Tepat 20 Oktober 2022, pengabdian Kabinet Indonesia Maju genap tiga tahun. Tiga hari setelah pelantikan untuk periode kedua masa kepresidenannya, Jokowi mengangkat Johnny G Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).Teng

Sepanjang tiga tahun masa pengabdiannya, Menteri Johnny giat membangun infrastruktur digital secara masif dan merata. Badai besar datang pada 2 Maret 2020. Ketika itu, Presiden Jokowi mengumumkan pasien pertama Covid-19 yang kala itu masih disebut dengan nama virus corona.

Satu persatu korban berjatuhan. jutaan anak bangsa terpapar virus yang terus bermutasi, Puluhan ribu di antaranya meninggal dunia. Sementara, ekonomi pun terdampak. PHK terjadi di sejumlah perusahaan. Jutaan pelaku UMKM terpaksa menggulung tikarnya. Ojek online sepi penumpang akibat kebijakan PPKM.

Belum sempat dunia mengambil nafas setelah pandemi Covid-19 melandai, Rusia menyerang Ukraina. Akibatnya, rantai sejumlah komoditas tersendat, bahkan terputus. Harga-harga merangkak naik. Inflasi meroket. Negara-negara Eropa memasuki masa-masa sulitnya. Negara-negara lain ikut terdampak.

Masih belum cukup. China sudah berancang-ancang menyerbu Taiwan. Jika sampai terjadi, situasi dan kondisi Asia akan semakin sulit. Secara ekonomi, situasi Indonesia bakal semakin memburuk. Secara politis, posisi Indonesia serba susah. Salah dalam menyampaikan pernyataan, meski hanya sedikit, Indonesia bakal terseret. Terlebih diketahui 

Potensi Ekonomi Digital di Tengah Badai

Serbuan virus corona telah memaksa manusia mengeluarkan jurus-jurus adaptasinya. Bukan hanya dipaksa membangun sistem imunitas tubuhnya, manusia juga dipaksa memanfaatkan sekaligus mengembangkan teknologi yang dikuasainya. Teknologi digital salah satunya.

Lewat pemanfaatan teknologi digital teknologi ini, manusia dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya di masa pandemi Covid-19. Beras, telur, sayuran, daging, tiket pesawat, transfer uang, listrik, dan lainnya dapat dipenuhi tanpa harus meninggalkan anjuran "stay at home".

Maka tidak mengherankan bila transaksi digital sangat diminati masyarakat selama pandemi. Menurut BI, selama 2020 saja transaksi digital yang mencakup transaksi digital banking dan transfer meningkat 37,8 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara, penggunaan uang elektronik melonjak sebesar 24,42 persen (yoy). Peningkatan ini juga didukung perubahan preferensi masyarakat terhadap transaksi keuangan.

Memang, secara kasat mata saja, pada 2020, lewat spanduk atau baliho, warung-warung penjual makanan mulai banyak yang mengumumkan telah bekerja sama dengan operator ojek online. Begitu juga dengan penjual makanan kaki lima.

Pada 11 November 2020, Google, Temasec, dan Bain & Company merilis hasil studinya. Indonesia, kata mereka,  memiliki potensi transaksi digital yang tinggi jika dibanding negara ASEAN lainnya. Pada 2020 Indonesia telah mencatatkan nilai transaksi sebesar US$ 44 miliar. Dan, pada 2025 diprediksi melonjak hingga mencapai US$ 124 miliar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline