Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Hoaks "Munarman Lumpuh" Potensi Munculkan Uka-Uka, Ini Strategi Menkominfo Johnny Plate Antisipasi Dampak 5G

Diperbarui: 3 Juni 2021   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arid Uka (Sumber: Welt.de)

Malam itu, 2 Maret 2011, seorang pemuda bergurat wajah Albania berdiri di pelataran parkir Bandara Internasional Frankfurt, Jerman. Sesekali dipandanginya sebuah bus yang diparkir tidak jauh darinya. Pada badan bus tertulis "United States Air Force".

Saat ia mengalihkan pandangannya, dilihatnya seorang berseragam tentara angkatan udara Amerika yang akan melintasinya. Sebelum tentara itu melewatinya, pemuda itu buru-buru menghampiri. 

Basa-basi singkat pun berlangsung. Dimintanya sebatang rokok kepada tentara Amerika yang dihampirinya tadi. Kemudian sebatang rokok pun berpindah tangan. 

Sambil menyulut ujung rokok yang diterimanya, pemuda itu bertanya, "Pernah ditugaskan di Afghanistan?"

"Yes," jawab tentara Amerika tadi. Kemudian tentara itu berbalik dan meninggalkan si pemuda.

Tanpa membuang waktu, pemuda itu segera menarik sepucuk pistol dari balik bajunya. Dibidikkannya pistol itu ke arah kepala belakang tentara yang baru beberapa langkah menjauhinya.

"Allahu akbar!" seru pemuda tadi. Bersamaan dengan seruan nama Tuhan dari mulutnya, telunjuk tangan kanannya itu menarik picu FN P35.

"Dor!" 

Peluru kaliber 9 mm meluncur deras. Dalam sekedipan mata, peluru itu menembus batok kepala belakang tentara Amerika tadi. Satu korban telah jatuh.

Bukannya melarikan diri, pemuda itu justru berlari ke arah bus bertuliskan "United States Air Force" milik Angkatan Udara Amerika. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline