Lihat ke Halaman Asli

Gabriel Immanuela

universitas kristen satya wacana

Tidak Hanya Harta Benda tapi Kuliner Juga Jadi Warisan

Diperbarui: 12 Oktober 2022   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke Salatiga tapi belum mencicipi soto legendarisnya. Soto Esto namanya, kedai soto yang berdiri sejak tahun 1953 adalah kuliner bersejarah yang telah di tetapkan oleh pemerintah Kota Salatiga.

Kedai soto ini di mulai oleh pasangan suami istri, yaitu Bapak Martosetiko dan Ibu Sudarmi. 1940-an menjadi tahun dimana kedai soto ini mulai di rintis oleh pasangan suami istri tersebut. Perintisan dari kedai soto ini mengalami proses yang cukup panjang. Berawal dari gerobak dorong dan dijual keliling, kemudian mangkal disuatu tempat dan hingga sekarang memiliki kedai.

Nama Esto sendiri sebenarnya adalah nama dari sebuah bus yang beroprasi di Salatiga. Hal tersebut berkaitan dengan nama dari Soto Esto. Soto ini dulunya menjadi langganan dari sopir dan kernet bus Esto. Dan garasi bus Esto menjadi tempat mangkal soto ini. 

Lama kelamaan soto ini sangat ramai pembeli tidak hanya dari sopir dan kernet bus Esto tetapi juga dari masyarakat Salatiga. Kemudian pemilik dari garasi bus Esto meminjami tempat untuk Bapak Martosetiko dan Ibu Sudarmi berjualan soto. Garasi bus Esto inilah menjadi tempat soto ini dijual dan bisa dikatakan garasi bus Esto menjadi kedai pertama dari Soto Esto. 

Hal ini lah yang menyebabkan nama tercipta nama Soto Esto. Pemberiaan nama ini sebenarnya dari masyarakat sekitar hanya karena tempat mangkal nya. Dan nama ini mudah dikenali oleh masyarakat sekitar.

Dari dulu hingga sekarang Soto Esto hanya menyediakan satu varian yaitu soto ayam. lalu apa yang membuat special dari kedai ini ?. Tentu saja cita rasa dan bumbu yang khas membuat soto ini sampai sekarang masih memiliki banyak peminat. Bumbu dari Soto Esto sedikit berbeda dengan soto yang lain. Soto Esto menggunakan kuah bersantan sehingga hampir mirip seperti kuah dari kare. Kental nya kuah santan tidak mengubah cita rasa dari masakan soto.

whatsapp-image-2022-10-12-at-10-20-51-63463423c21b8052fe579716.jpeg

“Menurut saya kuah soto tidak eneg walaupun berkuah santan kental, rasa gurih yang pas dan rempah – rempah yang sangat kuat membuat soto ini sangat enak dinikmati apalagi dicuaca yang dingin” kata salah satu pembeli.

Isi dari Soto Esto adalah nasi, suwiran ayam, daun seledri yang di potong halus, kecambah dan kuah santannya. Banyak cara untuk menikmati soto ini antara lain dibumbui sebelum disantap dengan menambah kecap atau sambal dan lebih nikmat di beri perasan jeruk nipis. Selain itu soto ini dapat dinakmati dengan bebrapa lauk yang ada seperti perkedel, tempe goreng, bakwan jagung, tahu bakso, tahu udang, sate telur puyuh, sate usus dan yang tidak boleh ketinggalan adalah menyantapnya dengan kerupuk karak. Di Soto Esto sendiri selalu ditanyakan apakah kerupuk karak akan di campurkan langsung atau terpisah.

“nggak lengkap kalau makan Soto Esto nggak pakai karak. Lebih nikmat lagi kalua karak nya terus di campur sama sotonya” ujar pembeli

Banyak cara menikmati soto ini sesuai selera masing – masing dari penikmatnya. Mau dengan apapun menikmatinya Soto Esto tetaplah soto yang memiliki ciri khas dan tetap menjadi pusatnya.

Soto Esto ini sekarang sudah tidak lagi dikelola oleh Bapak Martosetiko dan Ibu Sudarmi. Soto ini diwariskan kepada anak nomor dua dari pasangan suami isteri tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline