Lihat ke Halaman Asli

gabriele richard

Komponis,arranger,musisi,penulis

Sang Penjelajah Petak Petak Takdir

Diperbarui: 23 Februari 2017   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maureen berlari lari kecil di sebuah jalan kecil kampungnya yang kira kira beberapa kilo meter dari kota kelahirannya. Ia agak ditepian sehingga beberapa sepeda yang dibelakangnya masih leluasa melaju melintas di sebelahnuya.Ia lupa bahwa ia sedang mebawa skeranjang buah apel yang dibelinya daro kebun Paman Andrew. Maka ketika ia akan menangkap seekor kupu kupu yang tiba tiba hinggap di sebuah batang melur,keranjangnya lepas dari pegangannya,sebagian menggelinding ke parit dan semak semak..sebagian hanya jatuh dan masih tenang di keranjangnya.

Ia tersenyum kecil,mengingat kecerobohannya.Sesaat ia mengusap dahinya yang berkeringat dan kemudian berjongkok memunguti apel jatuh,tetapi pandangannya tetap kepada kupu kupu yang hanya berpindah kebatnang melur lain .

“ Ada yang bisa kubantu nona?” Tegur seseorang tiba tiba dari belakang Maureen ,ia masih remaja tetapi aksen suaranya agak berat 

“ Oh terimakasih...saya hanya perlu mengumpulkan apel apel ini kekeranjang saya,” Jawab Mauereen dan semakin terburu buru memunguti apelnya.

“ Itulah maksudnya.....................Saya baru datang dari  Baverly,dan ketika di desa ini saya kelaparan ,saya tidak memperoleh makanan dari toko makanan,belum ada yang berniaga makanan di desa ini ” Jawab remaja itu memelas

“ Oh,..anda lapar? Amnda boleh makan apel ini,maaf agak kotor ...jadi anda harus mencucinya beberapa ratus hasta  dari  tempat ini,disana ada pancuran jernih,nah silahkan ambil” Jawab Maureen seraya menyerahkan beberapa apel kepada remaja itu.

“ Terimkasih,berapa dollar saya harus membayar?” Tanya remaja itu

“ Tidak usah,....memang disini tidak ada pedagang makanan dan minuman,kami hanya menjual kepada sesama keluarga dari kakek.Kepada oang tidaki dikenal,kami memberi cuma cuma “ Mauren menjawab seraya membersihkan bluesnya dari debu debu semak.

“ Sekali lagi terimakasih,salam untuk keluargamu.dan saya akan melanjutkan perjalanan..tentu dengan apel ini ” Tanpa menoleh lagi,remaja itu bergegas mengayuh sepedanya kearah desa Maureen

Di sebuah rumah putih  bersih,terdengar tembang country dari sebuah suara berat,diiringi sebuah gitar string yang nyaring .

“ Aku layak mendayung perahu,sebab sungai Misisisipi memerlukanku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline