Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Content Creator Tafenpah

Seksinya Ruang Publik dan Kejelian Rakyat dalam Memilih Pemimpin 2024

Diperbarui: 5 Juli 2022   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seksinya ruang publik. Sumber gambar: Pixabay

Pesta demokrasi 2024 masih menyisakan dua tahun lagi, namun atmosfer ruang publik kian seksi. Keseksian itu bisa dilihat dari cuitan-cuitan propaganda yang bersileweran di jaga maya.

Rakyat kecil pun bertanya-tanya, sementara yang bijak terus tersenyum di balik layar kaca TV. Atmosfer ini menerbangkan memori kita menuju salah satu kegaduhan terbesar dalam sejarah, terlebih praktisi pendidikan sekaligus Filsuf berpengaruh Prancis, Albert Camus dan Jean - Paul Sartre.

"Aku memberontak, jadi aku ada" - Camus. Sementara, Jean-Paul Sartre membalasnya "Aku berpikir, maka aku ada." Sebenarnya, dasar dari pemikiran kedua filsuf ini merupakan kelanjutan dari ajaran filsuf terdahulu Rene Descartes yakni ' Cogito Ergo Sum/ Aku berpikir, maka aku ada.'

Elaborasi dari pemikiran tersebut, jika dikonseptualisasikan dalam politik praktis saat ini, tak lain adalah keinginan seorang politikus atau 'penyambung lidah masyarakat' beserta koloninya untuk mempengaruhi keputusan pemerintah.

Bila kita melihat teks yang lebih viral atau pun kontekstual saat ini adalah pemilihan bakal calon dan calon wakil presiden 2024. Lebih tepatnya, dari sejumlah Partai Politik yang sudah mengkotak-kotakkan kandidat mereka.

Sontak, basis pendukung dari kandidat tersebut pun mulai bermunculan. Tak bisa dimungkiri juga, bahwasannya terkadang adanya bentrokan pendapat antar pendukung.

Pemimpin pun masih saling sikut-menyikut. Apalagi mayoritas pemilih di kehidupan nyata.

Satu hal menarik pun datang dari 'BUZZER.' Pasukan siber atau anak emas  dari segelintir orang di Republik ini pun mulai menjalankan perannya.

Begitu pun perang atau penggalangan opini pun semakin tersebar luas di seantero negeri ini. Dalam kondisi tersebut, saya pun melihat karakter dari filsuf Albert Camus dan Jean - Paul Sartre semakin kuat, menjelang pesta demokrasi 2024.

Namun, catatan penting yang patut dimasukkan ke dalam kamus para pemimpin adalah pemilih semakin bijak dan cerdas. Kecerdasan dari rakyat itu pun bersumber dari tingkah laku pemimpin sendiri, selama menjalankan roda kepemimpinannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline