Lihat ke Halaman Asli

Freddy

Sales - Marketing - Operation

Celebrity Worship Syndrome Dunia Politik: Mimpi Memimpin Sang Pemimpin Idola

Diperbarui: 14 November 2023   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (KOMPAS/DIDIE SW)

Psychology Today : Celebrity Worship Syndrome adalah gangguan obsesif - adiktif seseorang yang menjadi terlalu tertarik, terlibat dan terobsesi dengan kehidupan pribadi dan kehidupan profesional seorang selebriti  

Pagi ini saya menerima telepon dari seorang sahabat. "Bang, kami kecewa dengan Pak Prabowo memilih Gibran sebagai cawapres. Namun kami juga tidak mau memilih capres lain. Jadi kami bersama teman-teman disini sepakat kami akan golput saja," ujar sahabat saya dengan suara emosi. 

Jujur saya terkejut mendengar perkataan sahabat saya ini, karena setahu saya ia adalah penggemar fanatik dari Prabowo. Semenjak 2009, 2014 hingga 2019 ia tidak pernah absen dalam menyuarakan kehebatan dari seorang Prabowo. Mengapa ia tiba-tiba berubah?

Kejadian ini membuat saya jadi teringat dengan tweet beberapa orang yang menyatakan dirinya dahulu pendukung berat Jokowi namun kini berbalik menyerang Jokowi secara memabi buta, akibat keputusan Jokowi yang berbeda dengan harapan mereka. 

Ternyata kekecewaan ini tidak hanya terjadi pada sebagian pendukung garis keras Prabowo yang memilih berpasangan dengan Gibran dalam Pilpres kali ni, demikian juga pada sebagian pendukung garis keras Jokowi hanya karena Jokowi mengijinkan Gibran maju Pilpres berpasangan dengan Prabowo. 

Padahal kita semua tahu bahwa seorang anak yang sudah berumah tangga, tidak lagi membutuhkan persetujuan orang tua dalam semua keputusannya. Karena sejak ia menikah, ia lah yang menjadi penanggung jawab atas segala keputusan hidupnya sendiri. 

Dua kejadian ini juga memperlihatkan bahwa banyak dari kita yang (sengaja) lupa bahwa di dalam politik itu TIDAK ADA MUSUH ABADI DAN KAWAN ABADI, KECUALI KEPENTINGAN ABADI

Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Demikian juga kita tidak boleh berlebihan mengidolakan atau mencintai seseorang. karena banyak terjadi, di saat kita terlalu mengidola atau mencintai seseorang secara berlebihan, kita menjadi ingin menguasai dan mengatur segala tindak tanduknya. 

Dan di saat tindak tanduk, keputusan idola tidak sesuai dengan keinginan kita, kita kecewa. Reaksi kekecewaan beragam tergantung dari kedewasaan seseorang, mulai dari level mengumpat, merusak hingga membahayakan jiwa orang yang menjadi idola kita. 

Sumber foto: Kompas.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline