Lihat ke Halaman Asli

Risiko Ekonomi Terbesar adalah Trump

Diperbarui: 17 Januari 2017   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Getty-CNN Money

Jakarta, 16/01/2017 – Salah satu strategi utama Presiden terpilih AS Donald Trump untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga Amerika adalah dengan langkah-langkah proteksionis pada perdagangan.

Ide Trump adalah bahwa dengan menaikkan pajak atas barang impor luar negeri akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk membawa pekerjaan kembali ke AS karena tidak lagi ekonomis untuk memproduksi di tempat (negara) lain dan kemudian mengirimnya ke AS.

Tapi Dr Nariman Behravesh, kepala ekonom global di IHS Markit, mengatakan kepada awak media bahwa upaya Trump ini yang sejatinya untuk mencoba memecahkan masalah ketenagakerjaan, namun pada kenyataannya justru menjadi risiko ekonomi terbesar di 2017 secara global.

"Saya sangat khawatir dunia akan bergeser atau hanyut ke proteksionisme. Risiko ekonomi tunggal terbesar adalah proteksionisme," kata Dr. Behravesh. 

Ekonom alumnus Massachusetts Institute of Technology dan University of Pennsylvania ini berbicara menjelang pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, 17-20 Januari 2017.

"Jika Anda melihat risiko di tahun mendatang, itu adalah risiko ketidakpastian politik - vis-a-vis apa yang Trump mungkin lakukan dan apa yang terjadi dengan Brexit. Jika kita telusuri [tindakan yang lebih proteksionis] maka akan ada dampak yang besar bagi ekonomi AS, juga seluruh dunia,” jelasnya.

Pun demikian Dr. Behravesh menambahkan, "Namun, untuk 2017, probabilitas tidak tinggi."

Trump berencana untuk merombak kode pajak AS pada tahun 2017 dan memberikan keringanan pajak yang lebih besar untuk kelas menengah Amerika. Dia mengklaim langkah ini akan menciptakan pekerjaan bagi dua juta orang dan meningkatkan perekonomian. Rencana perdagangan proteksionisnya adalah aspek yang paling kontroversial dari beberapa kebijakan yang sudah ia sampaikan hingga kini.

Dr. Behravesh berpendapat, "Proteksionisme tidak membantu [warga AS], tentu tidak akan membantu orang mendapatkan pekerjaan di wilayah Mid-West AS dan janji tentang efek [dari langkah] itu sangat menyesatkan.”

"Sebagai contoh, jika Trump benar-benar menaikkan tarif dan biaya untuk barang-barang China, itu akan memukul [melonjakkan] inflasi dan menyakiti warga miskin karena mereka biasanya [masuk ke dalam] demografis yang diuntungkan oleh barang yang murah. [Langkah itu] sesungguhnya menyakitkan orang-orang yang ia ingin bantu,” tegas ekonom kelahiran Iran ini.

Dia menambahkan, "Kabar baiknya adalah bahwa ketidakpastian politik yang meninggi [ternyata] tidak berdampak besar pada outlook - bisnis dan konsumen telah mengabaikan [faktor ini]."

Sumber berita: ForexSignal88, Business Insider | Sumber gambar: Getty-CNN Money




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline