Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Covid-19 bagi Dunia Pendidikan

Diperbarui: 24 Januari 2021   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada awal tahun 2020 sampai saat ini tahun 2021 virus corona masih tersebar di Indonesia. Semakin banyaknya warga Indonesia yang terjangkit virus corona menyebabkan belajar mengajar masih harus tetap dilakukan secara daring. Berbagai cara dilakukan oleh guru dan dosen agar siswa dan mahasiswa tetap bisa belajar walaupun secara daring. Kerja keras guru dan dosen selama ini patut di apresiasi. Di tengah pembatasan sosial ini tetap harus mengajar dan memberi ilmu pengetahuan. Proses perubahan dari sistem perkuliahan konvensional menjadi perkuliahan daring menuntut siswa, mahasiswa, guru, dan dosen untuk sesegera mungkin beradaptasi dan melek teknologi.

Pasca instruksi pemerintah untuk belajar dari rumah, bekerja dari rumah, maupun beribadah dari rumah dan lain sebagainya membuat situasi di Indonesia menjadi berbeda. Hal ini juga berdampak dalam proses pendidikan. Hampir 100% aktivitas kerja dan sekolah dilakukan di rumah. Dengan kondisi pandemi virus corona ini teknologi menjadi penguasa yang membius mata masyarakat. Serba-serbi kehidupan diwarnai oleh dunia daring. Mulai dari absensi, materi pembelajaran, tugas, kuis, ulangan harian, dan berbagai ujian dilakukan dari rumah dengan beragam aplikasi yang ada dalam jasa daring.

Kebijakan belajar mengajar secara daring ini tidaklah mudah. Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru dan dosen dalam menggunakan teknologi untuk memberikan ilmu pengetahuan dan memastikan pembelajaran ter-sampaikan dengan baik. Selain itu, kapabilitas dan kreativitas para dosen adalah salah satu tuntutan terbesar dalam sistem perkuliahan daring.

Efektivitas kegiatan pembelajaran para siswa dan mahasiswa serta bimbingan langsung dari orang tua hanya berlangsung di pekan awal. Intensitas ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran daring sangat kecil. Bahkan, kebanyakan menciptakan kejenuhan dalam proses belajar. Berada di rumah selama masa pandemi diharapkan tetap produktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Akan tetapi, terkadang para siswa dan mahasiswa justru merasa bebas untuk mengerjakan tugas kapan saja. Biasanya mereka lebih sering menyelesaikan tugas dekat dengan jadwal pengumpulan tugas. Kapabilitas dan kreativitas para dosen dan guru adalah salah satu tuntutan terbesar dalam sistem pembelajaran daring atau jarak jauh ini.

Pembelajaran daring ini tidak se efektif kegiatan pembelajaran konvensional karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu, materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa dan mahasiswa. Sistem pembelajaran daring ini hanya efektif untuk memberi penugasan.

Dampak langsung dari pembelajaran secara daring selama pandemi covid-19 yaitu peningkatan penggunaan media sosial yang cukup signifikan. Lembaga Kantar menyatakan bahwa whatsapp merupakan salah satu aplikasi yang jumlah penggunaannya meningkat drastis selama masa pandemi ini. Dalam pembelajaran terkadang menggunakan whatsapp group karena pengiriman teks yang cepat dan hemat penggunaan kuota internet. Sehingga, pembelajaran bisa sedikit lebih efektif dan cepat. Virtual classroom dapat digunakan untuk memaksimalkan pembelajaran secara daring dan meminimalisir pembelajaran secara tatap muka di kelas. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dan dosen dalam proses pembelajaran ini. Guru dan dosen harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa dan mahasiswa.

Guru dituntut mampu merancang konsep pembelajaran daring yang ringan dan efektif dengan memanfaatkan media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja. Namun, harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa. Kesesuaian terhadap materi dan keterbatasan infrastruktur perangkat seperti jaringan internet pun perlu dipertimbangkan.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam menjelaskan masa pandemi ini dapat melatih serta menanamkan kebiasaan menjadi pembelajar mandiri melalui berbagai kelas daring atau webinar yang diikuti oleh mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga dapat bekerja sama satu dengan yang lain untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran serta menghadapi permasalahan nyata yang ada. Ia pun menambahkan bahwa situasi ini bukan hanya menjadi tantangan bagi mahasiswa. Namun, para dosen dalam menyampaikan edukasi di mana para dosen perlu memastikan bahwa mahasiswa memahami materi pembelajaran.

Keterbatasan fasilitas internet tidak jarang terjadi di Indonesia. Salah satu kendala yang terjadi ketika pembelajaran secara online yaitu kuota internet dan jaringan internet. Beberapa daerah di pedesaan dan terpencil bahkan sulit sekali menemukan jaringan internet. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan internet terkadang jaringannya tidak stabil. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi sehingga kurang optimal dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Selain itu, kendala lainnya yaitu media pembelajaran yang digunakan untuk mengikuti pembelajaran daring, seperti ponsel dan laptop. Tidak semua siswa dan mahasiswa memilikinya. Kebijakan belajar secara daring ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi semakin melebar semenjak pandemi ini. Dengan kondisi ini, banyak orang tua yang kesulitan menyediakan kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan untuk melanjutkan subsidi kuota internet gratis kepada pelajar, guru, dan dosen di Indonesia pada tahun ini. Mendikbud Nadiem Makarim dalam rapat bersama dengan Komisi X DPR menjelaskan pada 2020, bantuan subsidi kuota diberikan kepada siswa, mahasiswa, guru, dan dosen dengan total penerima 35,59 juta orang. Dengan adanya subsidi kuota internet gratis tidak menjamin bahwa proses pembelajaran secara daring menjadi lebih maksimal. Karena beberapa siswa dan mahasiswa menggunakan subsidi kuota internet gratis ini untuk kepentingan lain, di luar keperluan pembelajaran yang menyebabkan proses pembelajaran secara daring tidak berjalan dengan maksimal.

Sejak kebijakan pembelajaran secara daring diterapkan secara nasional, muncul indikasi naiknya angka putus sekolah di berbagai tempat. Mulai dari Papua, Maluku Utara, hingga Jakarta. Itu adalah daerah-daerah yang tergolong zona merah dalam penyebaran covid-19. Angka putus sekolah dari kawasan pedesaan juga diperkirakan akan naik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline