Lihat ke Halaman Asli

Fikri Zakia Qoimul Haq

Pendidik, Konsultan Pendidikan, Parenting

5 Dampak Negatif Anak Berpacaran

Diperbarui: 12 Desember 2022   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: hipwee.com

Masa muda merupakan masa yang menggelora. Masa yang seribu kali lebih kuat dari masa tua. Masa yang memiliki peran penting dalam kehidupan untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Masa yang ketika banyak orang tidak memanfaatkannya akan menghadapi sebuah penyesalan.

Kehidupan anak muda Indonesia juga seperti kehidupan anak muda di belahan dunia yang lain. Mereka akan membuat sebuah gerakan atau gebrakan untuk kehidupan mereka sendiri. Mereka sudah mulai mengelola semua sendiri. Mulai dari keuangan, belajar, percintaan dan lain-lainnya.

Tentunya kemerdekaan bertindak dan berfikir ini hanya ada dua pilihan, yakni mereka terjerumus ke dalam perkara positif atau mereka terjerumus ke dalam perkara negatif. Bagian dari negatif adalah tindakan melakukan pacaran, berikut dampak negatifnya.

1. Tidak Memiliki Kedekatan Spesial Dengan Orangtua

Anak dalam segala hal wajib hukumnya dekat dengan orangtua. Suatu kebanggaan bagi orangtua ketika anak-anaknya dekat dengan keluarga terutama orangtua. Jika mereka pacaran, maka dapat dipastikan tidak memiliki kedekatan secara spesial dengan oranguta. 

Alasannya adalah karena mereka sudah sangat dekat dengan pacarnya. Pacarnya yang setiap hari ngechat, pacarnya yang setiap hari menanyakan kabar dan pacarnya setiap hari yang akan menolong dengan sepenuh jiwa atas segala keluh kesah anak. 

Padahal dalam pendidikan anak seharusnya orangtualah yang mmeberikan pengertian dan solusi dalam permasalahan anak. Jadi, bukan pacar yang melakukan tugas orangtua, tetapi segala persoalan dikembalikan kepada orangtua.

2. Depresi 

Meningkatnya depresan ditengarai karena berbagai persoalan yang dialami anak, termasuk dalam hal pacaran atau memiliki hubugan khusus dengan temannya. Seringkali melihat banyak drama diantara anak yang melakukan pacaran. Mulai drama pukul-pukulan, drama nangis-nangisan, drama pinjam meminjam uang dan dama yang hampir mirip dengan drama korea.

Hal seperti inilah yang membuat mereka depresi kaerna persoalan terhadap persoalan yang cara menyelesaikannya tidak sehat. Berbeda dengan konflik keluarga yang sudah menikah, karena yang sudah menikah mereka hiudp dalam satu atap dan tidak tersekat oleh apapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline