Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Politik di Indonesia Saat Ini Membosankan dan Egois

Diperbarui: 12 September 2022   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Viva.co.id

Rasanya saat ini sudah tak terlalu menarik lagi mengulas politik di Indonesia, isunya ya gitu-gitu aja. Mereka yang mengaku oposisi sibuk mendiskreditkan pemerintah, sementara pihak Pemerintah selalu terkesan defense dan kerap melakukan kesalahan komunikasi.

Ujungnya ya saling mendiskreditkan satu sama lain, tanpa memberi manfaat apapun bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Paling yang sedikit menarik hanyalah mematut-matutkan siapa berpasangan dengan siapa untuk menjadi bakal calon presiden dalam kontestasi Pemilu 2024.

Namun, itu pun kebanyakan analisa uthak athik gathuk hasil berbagai survei  yang belum jelas calon tersebut dapat diusung atau tidak, karena hampir semua yang dijagokan dalam utak-atik ganthuk itu dalam prespektif keharusan pencalonan presiden lewat partai politik, peluangnya kecil bahkan hanya untuk sekedar dicalonkan.

Tiga besar pemilik elektabilitas tertinggi menurut sejumlah hasil survei lembaga survei kredibel dua tahun terakhir, terdiri dari Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Dari ketiga orang tersebut, hanya satu yang sudah hampir pasti maju dan akan bertarung di Pilpres 2024 yaitu Prabowo Subianto.

Partai "miliknya" Partai Gerindra secara resmi telah mengusung nama calon "petahana" dan sudah secara resmi pula berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dalam hitungan matematis Presidential Threshold atau ambang batas pencalonan presiden seperti yang diatur dalam Pasal 222 Undang-Undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu yang menyebutkan hanya parpol atau gabungan parpol yang memperoleh setidaknya 20 persen jumlah kursi di DPR yang dapat mengajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Dengan mengacu pada hasil Pemilu 2019, Gerindra meraih 78 kursi atau 13,57 persen dari total kursi yang ada.

Sementara PKB memperoleh 58 kursi atau 10,03 persen. Dengan bergabungnya kedua parpol inj maka jumlah persentasenya menjadi 23,6 persen artinya koalisi ini sudah bisa mencalonkan Prabowo Subianto sebaga calon presidennya.

Meskipun tentu saja koalisi antar keduanya maaih sangat mungkin bisa berubah, bertambah partai peserta koalisinya atau mungkin juga bubar jika dikemudian hari ternyata harapan PKB untuk memajukan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres dari koalisi tersebut gagal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline