Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Donald Trump Bakal Menjadi Presiden AS Pertama yang Termakzulkan?

Diperbarui: 14 Januari 2021   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detik.com

Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kedua kali dalam satu periode masa jabatannya kembali diproses untuk dimakzulkan oleh Kongres AS.

Pemakzulannya kali ini bersifat politis yang merupakan buntut dari kasus penyerang Gedung Capitol Hill saat pengesahan hasil pemilu AS 2020, yang memenangkan rival Trump, pasangan Joe Biden-Kamala Harris.

Trump resmi dimakzulkan atas hasutan pemberontakan setelah Kongres Amerika Serikat yang dikuasai Partai Demokrat  melalui voting menyetujui pemakzuklan tersebut dengan jumlah suara setuju 232 dan menolak 197 suara.

Sepuluh anggota kongres dari Partai Republik disebutkan mendukung pemakzulan Trump untuk kedua kalinya ini.

Nancy Pelosi Pimpinan DPR AS dari Fraksi Demokrat mengatakan meskipun masa jabatan Trump akan berakhir dalam hitungan hari, namun membiarkan Trump menjabat hingga masa keprresidenannya berakhir sangat berbahaya bagi masyarakat dan demokrasi AS.

Seperti proses pemakzulan pertana tahun 2020 lalu, Trump kini akan menghadapi persidangan senat. Andai dalam persidangan itu Trump terbukti bersalah.Butuh duapertiga suara anggota senat untuk memakzulkan Trump, jika Senat memutuskan demikian maka Donald Trump resmi termakzulkan.

Konsekuensinya, bagi Trump apabila ia menjadi Presiden AS pertama yang termakzulkan maka ia tak akan diperbolehkan lagi memegang jabatan publik atau maju dalam kontestasi politik apapun di AS.

Tahun lalu Trump memang berhasil lolos dari upaya pemakzulan setelah Senat yang saat itu dikuasai Partai Republik secara solid menolak menyetujui upaya pemecatannya sebagai Presiden AS.

Namun sepertinya situasi kali ini agak berbeda, para Senator dari Partai Republik terlihat tidak solid lagi, beberapa diantara mereka bahkan secara terbuka mengecam keras tindakan Donald Trump yang disebutkan menghasut para pendukungnya untuk menerobos dan membuat kerusuhan di Gedung Kongres AS.

Liz Cheney misalnya anggota Senat nomor 3 paling senior dari Partai Republik dengan tegas menyatakan akan mendukung pemakzulan Trump.

"Tidak pernah ada pengkhianatan yang lebih besar oleh seorang Presiden Amerika Serikat atas jabatannya dan sumpahnya kepada Konstitusi." Ujarnya seperti dilansir BBC.Com.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline