Lihat ke Halaman Asli

Febi Yolla

Edukasi Etika

Teori Etika Kepedulian dan Feminisme

Diperbarui: 8 Juni 2021   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori Etika Kepedulian dan Feminisme (ilustrasi diolah sendiri)

Mungkin sebagian dari kita sudah familiar dengan kata -- kata kepedulian dan feminisme. Akan tetapi apakah yang dimaksud dengan Etika Kepedulian dan Etika Feminisme? Disini kita akan mempelajari lebih lanjut tentang kedua Etika Tersebut.

Secara umum etika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari moralitas (moral). Moralitas merujuk pada standar pribadi atau perorangan tentang baik atau buruk dari suatu tingkah laku, karakter atau sikap. 

Kadang, tanda pertama terhadap sifat moral dari suatu situasi adalah kesadaran yang timbul atau pemahaman terhadap perasaan, seperti rasa bersalah, harapan, atau malu.

Secara teoritis, etika normatif dibedakan atas dua bentuk, yaitu etika deontologis dan etika utilitarisme. Deontologi adalah paham etika yang menilai moralitas suatu tindakan berdasarkan kepatuhan pada peraturan. 

Etika ini kadang-kadang disebut etika berbasis "kewajiban" atau "obligasi" karena peraturan memberikan kewajiban kepada seseorang. Hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada segala situasi dan tempat (Universal).

Baca juga : Pentingnya Etika Bersosialisasi di Perguruan Tinggi Sesuai Nilai Pancasila

ilustrasi diolah sendiri

  • Etika Kepedulian

Etika Kepedulian merupakan Etika yang dilatar belakangi oleh munculnya beragam pandangan tentang manusia dari berbagai perspektif. Teori etika yang dicetuskan Carol Giligan berlandaskan kepedulian (care) sehingga etika ini disebut sebagai ethics of care. 

Teori etika ini menggunakan sifat keibuan (maternal) yang dimiliki oleh perempuan. Etika ini lebih mendasari teorinya pada unsur kepedulian yang berdasarkan emosi ketimbang unsur rasionalitas.

Ketika Etika kepedulian dicetuskan oleh Carol Gilligan. Menurut Gilligan, perempuan cenderung mendasarkan perilakunya pada kepedulian yang berupa kemampuan mendengarkan kisah-kisah orang lain dan diri sendiri. 

Paham etika ini menekankan pentingnya hubungan antar sesama manusia. Pendekatan ini menolak pendekatan absolut, objektif dan imparsial (tidak memihak) yang diciptakan oleh kaum laki-laki dan mengharapkan tercipta suatu keselarasan antara kepentingan sendiri dengan kepentingan pihak lain, disamping mengembangkan hubungan yang didasarkan pada peduli kasih bersama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline