Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bekerja, Tanggung Jawab dan Etikanya

8 Juni 2021   16:30 Diperbarui: 8 Juni 2021   16:27 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pexels.com/Polina Zimmerman

Dalam hal apapun, masalah etika itu penting. Karena dari sanalah dapat dilihat seseorang itu bisa menghargai diri sendiri. Juga terhadap hal yang akan ia lakukan.

Demikian juga yang terjadi dalam dunia kerja. Bekerja, entah itu ikut orang (personal) atau  perusahaan (lembaga), menjaga etika itu penting.

Etika di sini selain bisa diartikan adab, sopan santun; juga terkait dengan soal tanggung jawab. Tanggung jawab pada pekerjaan yang telah dipercayakan kepada kita.

Dengan memiliki etika yang baik, orang lain bisa memberikan penilaian diri seperti apa kita ini. Bisa dipercayakah? Layak diberikan tanggung jawab pekerjaankah? Ataukah malah sebaliknya, mendapat stigma yang negatif.

Etika dan Etos Kerja

Memang, mungkin ada kalanya dalam masa sebulan atau setahun penuh waktu kerja, seseorang bisa jatuh sakit. Sakit ketika masih berada di rumah. Atau bisa jadi sakit karena dalam perjalanan, alias kecelakaan. Jelas tak bisa menghindar. Atau sakit justru ketika berada di tempat kerja pada suatu hari.

Kondisi fisik yang drop, tak bisa diajak kompromi, mau tak mau akhirnya membuat seseorang meminta izin untuk tidak bekerja. Bisa 1-2 hari, atau bisa juga lebih. Tergantung dari kondisi orang yang meminta izin tadi.

Secara moral, seorang pekerja yang baik akan melakukan komunikasi secara langsung kepada pihak pemberi kerja. Menjelaskan mengapa ia tidak bisa bekerja pada hari itu. Meminta ijin tidak masuk berapa lama, dan seterusnya.

Komunikasi yang disampaikan tadi bisa secara lisan atau tertulis (pesan singkat) dulu. Kalau memang diperlukan izin tertulis, surat dokter, akan disusulkan belakangan. Prinsipnya ada kejelasan informasi statusnya.

Melihat dari kacamata pihak pemberi kerja, hal ini juga lebih baik. Sebab, akan ada penyesuaian jenis pekerjaan kepada pegawai atau karyawan lainnya. Itu jika pekerjaan orang yang izin tadi ada kaitan dengan yang lainnya.

Namun jika tiap individu hanya bertugas menyelesaikan jenis pekerjaannya sendiri, pengaruhnya mungkin tidak banyak, ketika satu orang izin tidak masuk kerja. Pekerjaan secara umum berjalan normal seperti biasanya. Hanya terhenti pada satu bidang semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun