Lihat ke Halaman Asli

Bintang Dominasi

Diperbarui: 15 Juli 2017   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rotasi Bumi belum berubah. Matahari sampai saat ini masih terbit dari timur. Sunset masih bisa dinikmati di barat. Bumi pun masih di orbit yang sama, mengorbit bintang yang sama. Para astronot dengan santai mengapung di angkasa luar sana, karena bumi masih pada tempatnya. Planet itu masih biru, tenang, indah.

Nyatanya, di bawah atmosfir, bumi tidak setenang itu. Di balik atmosfir, rotasi gila-gilaan terus terjadi. Dan ini terjadi tidak hanya dengan satu poros. Ribuan? Ratus ribuan? Jutaan? Ratus Jutaan? Miliaran?

Entahlah. Andai kita melihat lebih dekat (sekaligus lebih jauh), rotasi-rotasi yang terjadi di atas bumi ini, adalah bagian dari sebuah tata surya maya yang mengorbit sebuah mega-bintang: Dominasi. Daya gravitasi Dominasi sungguh hebat. Ratusan juta planet yang terus setia mengorbit bintang maya ini adalah buktinya.

Tata surya maya sungguh unik. Jika di tata surya kita yang menjadi layak huni adalah planet yang memiliki oksigen yang memadai, maka di tata surya maya semua planet layak huni, bahkan satelit-satelit dan asteroid-asteroid kecil sekalipun. Kita tak bisa mengontrol rotasi maupun orbit bumi, namun di tata surya maya rotasi dan orbit berada di bawah kehendak segenap penduduknya. Tak perlu heran juga ada planet yang penduduknya cuma beberapa orang, bahkan satu orang (Parallel Universe? Tidak, mari kita sebut saja tata surya maya)

Jika jarak bumi matahari berubah, entah musibah apa yang akan menimpa segenap penghuni. Di tata surya maya, jarak bukanlah masalah. Hanya segelintir saja planet raksasa saja yang mengejar, menikmati kedekatan dengan Dominasi. Namun belakangan, bagi sebagian besar anggota tata surya maya, jarak telah menjadi segalanya. Tanpa sadar semua planet menyepakati: semakin dekat sebuah planet (baca: dan satelit dan asteroid) dengan Bintang Dominasi, semakin layak huni-lah planet tersebut. Sebagian besar anggota tata surya maya telah sepenuhnya menyadari potensi energi yang selama ini cenderung tidak dimanfaatkan secara maksimal: populer.

Seperti hendak menyaingi kecepatan cahaya, para penghuni tata surya maya mengumpulkan energi ini sekuat tenaga. Segala daya dikerahkan demi jarak terdekat dengan Dominasi. Mereka menemukan dua sumber daya vital yang secara universal mereka kenal dengan Uang dan Media. Dua sumber daya ini dengan mengalahkan validitas dan soliditas sebuah ide yang selama ini menaungi tata surya maya. Sungguh dua sumber daya ini telah melejitkan tumpukan energi Populer ke level yang tak pernah mereka sangka. Uang dan Media telah membawa proses pengumpulan energi Populer ke level instan, sehingga jarak ke Dominasi bisa dipangkas sekian kali lipat.

Namun, ada satu hal yang sering mereka lupa; mereka adalah planet, sementara Dominasi adalah sebuah bintang. Dan bintang, adalah bola panas. Lebih dari itu, Dominasi bukanlah bintang rata-rata. Ia adalah mega-bintang. Mungkin karena gravitasi Dominasi yang terlalu buas, atau cahayanya yang terlalu benderang, mereka lupa (tidak mengetahui) kisah Ikarus. Ikarus terbang terlalu dekat dengan matahari. Ikarus hangus. Ikarus populer. Namun, Ikarus tidak pernah mendominasi.

Sudah sekian banyak planet hancur lebur karena salah memanfaatkan energi. Ketika sadar mereka telah berada di jarak 0 byte dengan bintang Dominasi. Memang sejumlah planet raksasa sanggup bertahan untuk beberapa lama karena persediaan energi Populer yang masif. Bahkan pernah ada sebuah satelit kecil dengan energi Populer melimpah bertahan cukup lama, sampai-sampai menggeser sejumlah planet raksasa dari orbit mereka. Namun sedikit demi sedikit energi tersebut terkikis. Energi yang mereka hadang terlalu besar, di depan maupun di belakang. Energi untuk tetap utuh, energi untuk tidak lebur ke dalam Dominasi, energi untuk menjauhkan planet lain dari Dominasi, sampai stok energi untuk sebuah ambisi gila; control penuh atas Dominasi. Akhirnya mereka hancur lebur.

Kisah yang lebih miris lagi datang dari asteroid-asteroid muda. Energi yang melimpah dan fisik yang kecil membuat pergerakan mereka begitu lincah. Energi dan kelincahan cenderung membuat mereka gagal menyadari bahwa fisik yang minim tidak hanya berarti sebuah keunggulan. Dalam kondisi tertentu, ia adalah titik lemah yang hanya bisa dikompensasi oleh densitas fisik. Mereka dengan sembrono meninggalkan orbit, menerobos jauh kedepan. Maka, seperti lalat masuk ke kobaran api, mereka binasa, di usia dini.

Di area tengah, planet-planet tanggung terus ribut berkejar-kejaran. Tubuh mereka tidak begitu besar dan densitas mereka juga belum layak diperhitungkan. Cahaya Dominasi di area mereka tidak begitu benderang. Mereka juga ingin berotasi di orbit terdepan, sejajar dengan planet-planet raksasa, bahkan menggeser orbit mereka. Dengan sembrono mereka menyerobot maju, bahkan melangkahi orbit yang semestinya mereka singgahi demi meningkatkan densitas. 

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, dengan tubuh yang getas, mereka berusaha memantulkan cahaya Dominasi ke area kelam di belakang, agar planet-planet tidur di belakang sana terbangun dan melihat pergerakan (dan semangat) mereka. Cahaya yang sama mereka pantulkan ke depan sekuat tenaga berupa energi kritik, bahkan hujatan hebat bagi planet-planet di area benderang. Oh, betapa kerakusan kalian telah mengorbankan asteroid-asteroid muda! Oh,tubuh besar kalian yang buruk tak sepantasnya berada di depan sana. Kalian hanya menyelimuti kami dengan bayangan mengerikan!Menyingkirlah, biarkan cahaya Dominasi menyinari mereka yang membutuhkan!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline