Lihat ke Halaman Asli

Melukis Dirimu

Diperbarui: 1 Mei 2024   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di ujung hari, matahari melukis langit,
Dengan sapuan cahaya yang mempesona,
Elegi terbenam, sebuah tarian perpisahan,
Di antara awan-awan yang merona.

Sinar emas membelai wajah bumi,
Menyirami tanah dengan hangatnya pelukan,
Namun, di balik keindahannya yang tak tergoyahkan,
Tersemat kerinduan akan kembangun kembali.

Matahari merunduk, memasuki peraduan malam,
Menyisakan jejak-jejak keemasan,
Seperti sebuah lukisan yang abadi,
Terdiam dalam ketenangan yang menggoda.

Di setiap perpisahan, ada keindahan yang terukir,
Sebuah elegi untuk matahari yang meredup,
Namun, di balik tabir kelam yang menjelang,
Kita menanti kembalinya, di pagi yang cerah.

Dalam elegi matahari terbenam,
Kita merenungkan arti kehidupan yang sementara,
Namun keindahan yang ia tinggalkan,
Menyinari langit dan hati kita, selamanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline