Lihat ke Halaman Asli

fathor rahman

Lulus kuliah tinggal di desa kelahiran Batang Batang Kab. Sumenep

Petarung yang Mengejar Seribu Bulan

Diperbarui: 1 Juni 2020   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AP Photo/Mahmoud Khaled

Adalah The Eagle (julukan Khabib) yang selama ini menjadi sorotan banyak orang dalam dunia olahraga. Bukan karena kontroversial, brutal dan adigang adigung adiguna sehingga ia dikenal banyak orang, tapi sosok petarung tangguh yang tidak pernah terkalahkan. 

Rekornya, selama 28 kali bertanding , 28 menang dan 0 kalah. Di UFC (Ultimate Fighting Championsip) belum ada yang memiliki rekor sementereng ini guys!

Nama lengkapnya Khabib Abdulmanapovich Nurmagomedov, lahir di Sildi, Dagestan (Rusia) 20 September 1988 (31 tahun). Sejak kecil sudah dididik oleh ayahnya, Abdul Manaf Nurmagomedov, secara ketat dan disiplin tinggi. 

Sang ayah adalah seorang guru olahraga yang menitis pada anaknya yang juga menyukai olah raga beladiri. Khabib kecil belajar bela diri pada ayahnya. Ia belajar tekhnik kuncian, judo dan sambo yang sekaligus menjadi pelatihnya sampai sekarang.

Alhasil, Khabib Nurmagomedov yang berasal dari Kaukasus Utara menguasai seni beladiri campuran yang mengalahkan lawan-lawannya di atas Octagon. Karir profesionalnya dimulai di UFC ketika bersua dengan Bayramov, 13 September 2008 di Poltava, Ukraina dan hasilnya meraih kemenangan mutlak.

Di atas octagon sebelum pertarungan dimulai, Khabib selalu memakai topi pakpahan yang berasal dari Dagestan, sebagai pertanda bertanding sampai titik darah penghabisan. 

Topi yang mirip wig pirang ini memang di pakai masyarakat Dagestan ketika akan berperang. Namun bagi Khabib, selain sebagai spirit perjuangan, juga ingin mengenalkan pada Dunia bahwa negerinya juga memilik budaya, identitas dan sejarah. Barangkali spirit Khabib menyerupai Bali tempo dulu ketika masih menghadapi bangsa penjajah Belanda. 

Kala itu, pertempuran Bali terkenal dengan "Puputan Margarana" yang bermakna berjuang sampai titik darah penghabisan. Lebih baik mati di medan perang jika harus melarikan diri atau mengungsi ke tempat yang aman. Atau falsafah "Rawe-rawe rantas, malang malang putung", berjuang sampai tuntas dan tidak mengenal kata menyerah, dan tidak akan menjilat ludah yang terlanjur jatuh ke tanah.

Sejak kemenangannya pada Mc. Gregor (2018), namanya semakin dikenal masyarakat luas. Dan nilai jualnya pun semakin mahal. Pada pertarungan tersebut Khabib mendapatkan bayaran 2 juta dolar AS (Rp. 29 Miliar) dan mendulang hak siar sampai 10 juta Euro (Rp. 145 miliar), belum lagi sponsor yang melekat pada dirinya.

Sponsor yang berlabel haram, jangan pernah menggoda, seperti minuman alkohol, judi dan lain yang sejenis, sudah dipastikan ditolak. Khabib sebagai Muslim yang taat lebih memilih perusahaan yang mendidik.

Dasar Khabib! Uang bukan segalanya. Kalau saja ia bertarung ulang dengan Mc. Gregor, sudah dipastikan ia akan dibayar berlipat-lipat. Tapi ia memilih penantang yang layak baginya, karena Mc. Gregor yang terkenal dengan suka foya-foya, brutal dan liar diluar octagon serta sombong dianggapnya sudah habis, tidak bertaring lagi bagai macan ompong. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline