Lihat ke Halaman Asli

Fata Azmi

Belajar, Berlilmu, Bermanfaat

Tak Hanya Menua

Diperbarui: 20 September 2021   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menua adalah proses alamiah yang dialami setiap manusia ada yang memandang menua adalah soal bertambahnya umur dan semakin dekat dengan ajal, sebagian lainnya beranggapan menua hanya perjalanan waktu produktivitas dan kreativitas tidak boleh lekang olehnya, ada juga yang mengartikan menua adalah waktunya bertobat atas segala dosa yang telah diperbuat.

Tidak ada manusia yang kekal abadi, pada waktunya kita akan pergi meninggalkan dunia ini. Seiring berjalan waktu manusia mendapat berbagai macam pelajaran dalam hidupnya, sejauh mana upaya untuk mendalami sesuatu sejauh itu pula apa yang akan diperoleh dari hal tersebut maka menjadi keniscayaan setiap apa yang telah kita lalui hendaknya ada hikmah yang dapat diambil darinya.

Memaknai proses menua dalam hidup ini perlu kiranya ditelisik mengapa tidak sedikit dari manusia menemui penyesalan di sisa hidupnya, entah menyesal karena keinginannya tidak tercapai, perlahan dilupakan bahkan ditelantarkan oleh sekitarnya sampai berkeluh kesah mengutuk keadaan hingga ke Tuhannya karena masa tuanya tidak seperti yang diimpikan.

Menyalahi masa lampau sudahlah terlambat, maka di sisa waktu yang kita miliki hadirkanlah masa kini dan masa depan dengan tanpa penyesalan yaitu dengan mengoptimalkan anugerah yang diberikan Tuhan sebab

konsekuensi orang-orang yang mau dan mampu berfikir adalah tidak mengabaikan apa yang telah diberikan kepadanya.

Agar tidak hanya menua

Berkaryalah

Sejarah mencatat orang-orang yang namanya masih dan akan selalu dikenang sampai hari ini dan seterusnya adalah mereka yang berkarya di masanya, kita mengenal Imam Ghazali karena karyanya  Kitab Ihya' Ulum al-Din, Imam Syafi'i dengan Kitab Ar-risalah , Ibnu Sina dengan Kitab Qanun fi Thib, Khalil Gibran, Jalaluddin Rumi, Buya Hamka, M Natsir mereka dikenang  karena karya-karya monumentalnya. 

Tidak berkarya adalah luka, setidaknya kalimat itu layak untuk dijadikan pelecut bagi kita untuk berusaha sebaik mungkin meninggalkan karya terbaik dalam hidup ini. Apapun bentuk karyanya baik buku, karya seni dan lainnya terlebih dengan karya amal- amal kebaikan yang akan menghantarkan kita pada kebahagiaan abadi.

Setelah tiada manusia akan meninggalkan kesan, kesan buruk dan kesan baik tergantung dari apa yang dilakukan selama hidup, mereka yang meninggalkan karya akan selalu dikenang dan mereka yang hanya diam serta tidak berusaha melakukan apa-apa pada akhirnya akan tenggelam dilupakan.

Bersama dalam kebaikan dan kebermanfaatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline