Lihat ke Halaman Asli

Merindu yang Terabaikan

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagaimana lagi caranya menghentikan yang tak mampu ku kendalikan. Rasa yang terlanjur menyebar mekar. Dan sekarang yang tersisa tinggal aku, memandangi kita yang terekam waktu. Tentu saja menyimpan pilu bertalu. Berharap semua tak pernah berlalu, atau lebih baik mengulang masa lalu. Ternyata sukar menukar cinta yang terlanjur mengakar. Menggantinya dengan jenis rasa yang lain, kenapa susahnya bukan main? Aku yang salah menempatkan perasaanku, atau cinta jatuh tidak tepat waktu? Bagian mana yang perlu ku pertahankan? Mencintaimu dalam diam tanpa akhiran atau melupakanmu bersamaan dengan kesakitan? Tolong jelaskan!

'

Aku tak bisa menyelesaikan ini sendirian. Yang sebelumnya tak pernah sengaja ku mulai dengan perasaan. Mana mungkin aku bisa mengatakan? Ini cinta atau bukan. Kamu hanya membuatku makin larut dalam keadaan bimbang. Dan mencipta ilusi yang semakin terkembang. Menyisakan bayang dalam petang. Apa kamu sengaja menyiksaku dalam tekanan? Kamu seperti pura-pura tidak tahu padahal kamu sengaja tersenyum di depanku. Apa  memang ingin meliarkan lamunan? Menjadikan perasaanku celotehan yang bisa kamu jadikan bacaan? I don't know how to be someone that would you miss. Suatu saat akan datang perasaan yang sama seperti yang sedang beterbangan sekarang, saat itu juga kamu akan merindukan seseorang yang pernah kau abaikan. Saat kamu merasa kehilangan yang biasanya ku perhatikan diam-diam lewat tatapan, saat itu pandanganmu berkeliaran dalam satu titik yang bernama kerinduan. 170812~I hope you will miss me when I'm gone. Follow MY TWITTER! http://fasihhradiana.blogspot.com/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline