Lihat ke Halaman Asli

Pilgub Jabar, Cagub Survei, Cagub Artis dan Cagub Rakyat

Diperbarui: 9 September 2017   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar, Source : kumparan.com

Genderang Pilgub Jawa Barat 2018 sebenarnya sudah dimulai sejak Januari 2017. Rilis survei tiba-tiba saja bertalu, bunyi-bunyian itu menghentak dan menimbulkan tanya, gelaran apakah yang sebenarnya tengah berlangsung? 

Berita yang bertebaran awal tahun ini tersebut nyatanya telah menjadi pembuka bagi perjalanan panjang episode sinetron yang baru akan berakhir pada Juni 2018, tahun depan.

Episode pertama sinetron ini dibuka dengan lakon 'Ridwan Kamil Cagub Kuat Hasil Survei'. Ini karena, Indonesia Strategic Institute atau INSTRAT menempatkan Walikota Bandung tersebut sebagai jawara survei dalam rilisnya. Katanya, pria berkacamata ini memiliki basis kuat di daerah Priangan.

Sementara Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang lima tahun terakhir tidak pernah absen wara-wiri dalam iklan dan sinetron andalannya ditempatkan di peringkat kedua raihan survei. Konon, basisnya sangat kuat di daerah Pantura.

Dedi Mulyadi menjadi nama yang menghiasi slot peringkat ketiga. Anehnya, nama ini disebut oleh mereka bukan karena penguasaan basis geopolitik Jawa Barat, melainkan karena karakternya yang dianggap merakyat.

Anehnya lagi, masih dalam survei yang mereka rilis, kriteria calon Gubernur Jawa Barat yang merakyat ini justru menempati posisi nomor wahid. Tetapi dalam survei-nya, bukan nama Dedi Mulyadi yang menduduki peringkat pertama.

Bola panas yang ditendang oleh INSTRAT menurut hemat saya, sejatinya berasal dari Ridwan Kamil sendiri. Sebuah jejak digital yang sempat beredar di Twitter menyebutkan bahwa INSTRAT pernah mengawal dia untuk mengantarkan ke depan pintu gerbang kemenangan Pemilihan Walikota Bandung pada Tahun 2013 lalu.

Posisi INSTRAT sebagai lembaga survei bayaran yang mengurusi calon kepala daerah mulai dari penggiringan opini sampai pembentukan relawan pun tidak dibantah oleh mereka secara institusi.

Bahkan, dalam web resminya mereka menyebut "Aktivitas yang dilakukan meliputi survey isu, survey politik (elektabilitas/popularitas), quick count, penyiapan konten kampanye, konsultasi branding, konsultasi media, pengorganisasian relawan. INSTRAT dapat bermitra dengan kandidat secara personal maupun partai politik pengusung kandidat tertentu" (instrat.or.id).

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa hasil survei memang seringkali digunakan oleh pihak berkepentingan untuk melakukan penggiringan opini secara massif. Korelasi antara konten rilis survei dengan media mainstream sudah seperti kumbang dengan bunga, mutualisme, saling menguntungkan dan sangat menyegarkan. Kebugaran bisa terbangun dalam diri keduanya.

Rumor politik yang dimainkan dalam media mainstream sudah seperti rumor transfer pemain antar klub sepakbola. Sangat menarik untuk diikuti oleh para pembaca, naskah yang dibuat pun berisi gosip dan propaganda yang menguatkan subjek-subjek yang bermain di dalamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline