Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Fardhansyah

Masih Belajar

Pasang Surut TikTok: Awalnya Disepelekan, hingga Menjadi Media Periklanan yang Efektif

Diperbarui: 2 Juni 2022   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Olahan Pribadi

Perkembangan teknologi saat ini sudah semakin pesat dan cepat, komunikasi secara tatap muka secara singkat digantikan oleh media sosial yang tidak mengenal jarak dan batas. Hal tersebut membuat media sosial sudah menjadi perangkat yang wajib ada pada setiap orang yang memiliki telepon genggam. 

Dengan biaya yang murah, seseorang dapat berkomunikasi tanpa perlu memikirkan biaya yang mahal, berbeda dengan fitur telepon dan SMS konvensional yang memakan cukup banyak biaya, dengan banyaknya kemudahan yang didapat, media sosial membuat seseorang tentunya menjadi ketergantungan.

Media sosial pada dasarnya adalah media online yang menggunakan internet. Seperti yang didefinisikan oleh Kaplan dan Haenlein (2010), media sosial adalah sebuah layanan aplikasi berbasis internet dimana penggunanya bisa berbagi banyak hal, seperti sudut pandang ataupun pengalamannya. Adapun secara lebih terperinci, Heinich (2005) mengatakan bahwa media sosial berasal dari kata "medium"; "perantara" yaitu perantara antara sumber pesan dengan penerima pesan.

Saat ini perkembangan media sosial tidak hanya sebatas untuk mengirim dan menerima pesan saja, tetapi juga sebagai hiburan dan bahkan telah melampaui itu. Misalnya saja penyampaian pesan dari pengguna YouTube yang berbentuk video, atau penyampaian pesan melalui status Facebook, dan orang-orang dapat berkomentar terhadap unggahan status tersebut, yang berujung kepada ruang diskusi pada kolom komentar antar pengguna Facebook.

Jika kita lihat secara data, dilansir dalam Data Reportal (2022), total pengguna Internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa dan 191,4 juta diantaranya aktif dalam menggunakan media sosial. 

Menurut survei yang dilakukan oleh Google pada awal tahun 2022, sebanyak 139 juta penduduk di Indonesia adalah pengguna YouTube. Melihat potensi tersebut tentu sangat besar bagi perusahaan yang bergerak di bidang digital untuk terus berinovasi untuk membuat konsumennya menjadi kecanduan terhadap media sosial.

Salah satu media sosial yang sedang berkembang saat ini adalah TikTok, hanya dalam waktu 3 tahun TikTok sudah memiliki 1 miliar pengguna aktif di seluruh dunia, sedangkan Instagram membutuhkan waktu 6 tahun untuk mencapai angka tersebut. Dengan penggunanya menghabiskan rata-rata 52 menit pada aplikasi ini. Hal ini membuat TikTok menjadi saingan perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia.

Dengan memanfaatkan kombinasi dari musik, video singkat, dan perangkat editing video yang mudah, TikTok dapat dengan mudah menarik penggunanya. Meskipun pada awalnya TikTok menjadi kontroversi di beberapa negara karena kebijakan privasi yang menyangkut persoalan politik dan keamanan.

Termasuk di Indonesia itu sendiri, TikTok sempat menjadi perdebatan pada 2018 karena dinilai negatif untuk anak-anak. Pada tahun yang sama, seseorang dengan account @bowo_allpennliebe mempopulerkan TikTok melalui unggahan video TikTok-nya melalui Instagram.

Yang pada awalnya TikTok dipandang sebagai aplikasi untuk karaoke atau lip sync lagu, TikTok kini bertransformasi menjadi media sosial yang menampilkan informasi berupa video singkat, padat, dan jelas. 

Cara TikTok meraih peminatnya juga tidak luput dari kemajuan teknologi di setiap akun penggunanya berdasarkan minat mereka terhadap suatu hal, TikTok menyebut teknologi mereka dengan "fyp" atau For Your Page

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline