Lihat ke Halaman Asli

Fajri Ilham Syahbani

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bentuk-Bentuk dalam Berdakwah yang Sering Kita Lihat

Diperbarui: 13 Mei 2024   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin dan Fajri Ilham Syahbani
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dakwah terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu: Pertama, dakwah bil lisan, artinya dakwah dengan lisan. Dakwah ini bersifat verbal yang isinya mengandung tiga pokok ajaran agama islam, yakni akidah, ibadah, dan akhlak.

Dakwah bil lisan diterapkan oleh seorang da'i atau penceramah. Adapun media yang biasanya dipakai seperti mimbar ataupun panggung, lalu berkembang dengan menggunakan radio dan televisi, dan berkembang lagi menjadi lebih modern seperti saat ini yaitu dengan menggunakan media sosial konvergensi, seperti youtube, instagram, twitter, tiktok dan lain-lain.

Mad'u atau objek dakwah bil lisan adalah suatu kelompok, seperti ibu-ibu, bapak-bapak, ataupun remaja ataupun komunitas, seperti pelajar, karyawan, dan lainnya.

Metode dakwah bil lisan berbeda-beda. Namun umumnya menggunakan metode ceramah yang dikombinasikan dengan diskusi, metode ini yang biasanya dipilih oleh kalangan ibu-ibu, bapak-bapak, remaja, pelajar, dan karyawan di perkantoran.

Pengaruh dari dakwah bil lisan terbilang signifikan karena mad'u lebih terbiasa mendengarkan daripada berbicara, apalagi jika da'i memiliki kemampuan retorika yang bagus dan mumpuni seperti Ustad Abdul Somad.

Kedua, dakwah bil hal. Dakwah ini menekankan pada aksi. Seperti bidang sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain-lain.

Pelaku dakwah bil hal bisa dilakukan secara individual, seperti menyingkirkan duri di jalan, ataupun dengan melibatkan masyarakat secara komunal, seperti membangun sekolah, rumah sakit, dan lapangan pekerjaan.

Adapun contoh lain yang lebih fundamental, seperti membuat orang sedih menjadi bahagia, membuat orang lapar menjadi kenyang, dan membuat orang bodoh menjadi pintar. Dengan demikian pelaku dakwah bil hal harus memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Dakwah bil hal ini lebih memiliki efek dakwah ketimbang dakwah bil lisan, karena mad'u dapat merasakannya secara langsung. Metode dakwah bil hal bukan dengan bil hikmah, ceramab, atau diskusi, akan tetapi dengan aksi nyata di lapangan.

Aksi "Jumat Berkah" pada hari jumat dan "Berbagi Takjil" pada bulan Ramdhan merupakan contoh terbaik dakwah bil hal, akan tetapi itu yang insidental, adapun yang lebih fundamental dan permanen tentu lebih dibutuhkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline