Lihat ke Halaman Asli

Fajar Novriansyah

Pekerja biasa

Hari setelah hujan

Diperbarui: 13 Juli 2016   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berbahagialah dengan tanda tanya dimana kamu di beri kesempatan kembali untuk meminta jawaban. Berlarilah sebelum tanda seru memberi tahumu karena artinya kau mesti segera angkat kaki dan mungkin tak boleh kembali

Kalau kau merasa sakit akan tangismu bersembunyilah diantara hujan yang jatuh bersamaan. Bila tetes demi tetes itu tidak akan usai biarkan airnya menyembuhkan lukamu. Butiran butiran itu jatuh bersama kabar, kabar tentang hari setelah hujan.Tentang badai yang tiba saat petang juga pelangi yang terlambat hadir.Tentang mineral yang hanyut ke daratan lalu berkejaran mencari muara.

Bila tangismu belum cukup maka marahlah bersama petir. Biarkan suaranya menggema sepenjuru langit mendentum merajai hari. Biarkan kesalmu berkejaran diantara kilat yang berkelana mencari cari entah apa?

Jangan mendendam biarkan berserakan seperti daun yang terjebak di tanah basah. Biarkan berlumut hingga kau enggan menyentuhnya kembali. Jangan menengok kebelakang karena hujan telah menghapus jejaknya. Biarkan menggenang hingga tanah menyerapnya perlahan hingga kering satu persatu

Jangan menangkis matahari sesaat dia akan menghangatkanmu setelah basah. Beri ciuman panjang untuk udara karena kau telah merdeka dan berlarilah menyambut mimpi. Kemudian tidurlah karena esok mungkin akan lebih melelahkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline