Lihat ke Halaman Asli

Harapan dan Keputusasaan dalam Alquran

Diperbarui: 6 Desember 2018   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: whyislam.org

Hidup ini penuh dengan pasang surut.

Tanpa kecuali, setiap orang memiliki tantangan dan kesulitan masing-masing dalam hidup mereka.

Bermacam kesulitan ini kadang bisa terasa sangat luar biasa sampai pada titik di mana seseorang tidak mampu menemukan jalan keluar darinya dan mulai putus asa.

Artikel ini akan menyoroti beberapa ajaran Islam tentang berharap hanya kepada Allah.

Mereka yang kehilangan semua harapan dalam hidupnya terkadang akhirnya memutuskan untuk mengambil nyawa mereka sendiri.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. (Al-Qur'an 4:29).

Kata 'rama' (seringkali salah diterjemahkan sebagai ampunan) menyampaikan makna cinta dan kasih sayang.

Al-Qur'an mengajarkan bahwa seseorang seharusnya tidak pernah kehilangan harapan atau sampai berputus asa dari 'rahma' Allah.

Nabi Yusuf dikhianati oleh keluarganya sendiri, diculik, dijual menjadi budak, dituduh melakukan perzinaan, dan dipenjarakan.

Ayahnya, Nabi Yaqub penuh dengan kesedihan karenanya, tetapi beliau tidak pernah kehilangan harapan meskipun telah jelas fakta di hadapannya bahwa Nabi Yusuf telah hilang selama beberapa dekade.

Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir." (Al-Qur'an 12:87).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline